Menlu dari 20 Negara Sepakat Tingkatkan Tekanan terhadap Korut

Menlu AS Rex Tillerson dan Menlu Kanada Chrystia Freeland menggelar konferensi pers seusai pertemuan Menlu 20 negara yang membahas masalah keamanan dan stabilitas di Semenanjung Korea di Vancouver, British Columbia, Kanada, 16 Januari 2018.

Menteri luar negeri dari 20 negara mengatakan komunitas internasional harus memperbaiki efektivitas sanksi yang ada terhadap Korea Utara sampai negara itu meninggalkan program senjata nuklirnya.

Para diplomat puncak itu membahas program rudal nuklir dan balistik Pyongyang yang kontroversial dalam sebuah pertemuan di Vancouver, Kanada, dan memperingatkan dunia agar tidak naif mengenai niat di balik dialog Korea Utara baru-baru ini dengan negara tetangganya Korea Selatan.

Alarm peringatan yang salah tentang segera terjadinya serangan rudal telah memicu kepanikan di Hawaii. Ini merupakan peringatan tajam mengenai kekhawatiran akan agresi nuklir Korea Utara.

Para menteri luar negeri dari 20 negara mengirimkan pesan terpadu: Korea Utara yang memiliki senjata nuklir tidak dapat diterima.

Amerika Serikat mengatakan kini bukan waktunya untuk melonggarkan tekanan terhadap Korea Utara.

Menteri Luar Negeri Rex Tillerson menjelaskan," Hari ini kita membahas cara-cara untuk lebih meningkatkan tekanan pada Korea Utara melalui penerapan dan kepatuhan sanksi yang lebih efektif, dan negara-negara mengajukan proposal mengenai bagaimana mereka berniat melakukan hal itu. Kami sepakat bahwa kebutuhan negara-negara anggota PBB, terutama Tiongkok dan Rusia, untuk menerapkan sepenuhnya sanksi-sanksi yang telah disepakati sangat penting bagi keberhasilannya. Kami membahas pentingnya bekerja sama untuk mencegah penghindaran sanksi dan penyelundupan.”

Sementara yang lain memperingatkan dunia agar tidak tertipu oleh Korea Utara, seperti diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Kanada, Chrystia Freeland.

“Kami menyambut baik kesepakatan minggu lalu antara Korea Utara dan Korea Selatan untuk mengadakan diskusi antar militer dan bagi Korea Utara untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin bulan depan. Ini semua merupakan isyarat yang menggembirakan, tetapi saya ingin mengatakan bahwa tidak ada kemajuan sejati yang dapat dicapai dalam mengatasi ketidakstabilan di semenanjung Korea sampai Korea Utara melakukan perubahan arah, dan secara pasti setelah diverifikasi telah meninggalkan semua senjata pemusnah massalnya,” jelasnya.

Korea Utara membeli waktu untuk menyempurnakan kemampuan nuklir, sambil berusaha mendapatkan keringanan sanksi, menurut para analis, seperti disampaikan oleh Harry Kazianis, analis di Center for National Interest, sebuah lembaga riset kebijakan publik di Washington, D.C.

“Sebenarnya tahun ini, pada tahun 2018 ini diprediksi bahwa ekonomi Korea Utara akan menjadi salah satu ekonomi dari hanya beberapa negara yang benar-benar akan mengalami kemunduran. Kondisi itu adalah pertanda besar dan tantangan nyata dengan sanksi-sanksi yang telah diberlakukan. Yang menjadi alasan bahwa Korea Utara mengalami semua ini adalah karena mereka menginginkan senjata nuklir untuk menghantam Amerika Serikat,” jelasnya.

Para pejabat Amerika mengatakan, KTT Vancouver ini juga mengintensifkan upaya untuk mencegah Korea Utara menyelundupkan barang-barang ilegal melalui jalur laut. [lt/uh]