Menlu Hadiri Pertemuan Negara-negara Tetangga Afghanistan di China

  • Fathiyah Wardah

Menlu RI Retno Marsudi membahas kerjasama ekonomi dan kesehatan dengan Menlu Iran H.Amirabdollahian di Tunxi, China, 30 Maret 2022. (Twitter/@Menlu_RI)

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menghadiri pertemuan para menteri luar negeri dari negara-negara tetangga Afghanistan di Tunxi, China. Retno menyatakan, negara-negara itu berperan penting dalam membantu rakyat Afghanistan mewujudkan kehidupan yang damai dan sejahtera.

Meski bukan sebagai negara tetangga dekat Afghanistan, Retno mengklaim diundangnya Indonesia dalam pertemuan tersebut terkait peran aktif Indonesia dalam menangani isu Afghanistan yang sangat dipuji dunia.

Dalam jumpa pers virtual, usai menghadiri pertemuan tersebut, Kamis (31/3), Retno menjelaskan konferensi negara-negara tetangga Afghanistan di China itu merupakan konferensi ketiga, setelah sebelumnya diadakan di Pakistan dan Iran. Indonesia sendiri diundang hadir dalam pertemuan tersebut karena peran aktif Indonesia dalam menangani isu Afghanistan yang sangat dipuji dunia.

Retno menambahkan, negara-negara tetangga Afghanistan berperan penting dalam membantu rakyat Afghanistan agar dapatmembangun kehidupan yang damai dan sejahtera.

"Perempuan dan laki-laki di manapun, saja termasuk di Afghanistan, memiliki hak untuk mendapatkan perlakuan yang setara dan dipenuhi hak-haknya termasuk hak terhadap pendidikan. Oleh karena itu, saya sampaikan harapan agar larangan sekolah bagi perempuan Afghanistan di tingkat sekolah menengah dapat ditinjau kembali," kata Retno.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Kamis (31/3) menghadiri pertemuan para menteri luar negeri dari negara-negara tetangga Afghanistan yang berlangsung di Tunxi, China. Konferensi ini membahas masalah Afghanistan.

BACA JUGA: China Gelar Pembicaraan Multilateral tentang Afghanistan

Negara-negara tetangga Afganistan yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah RRT, Rusia, Iran, Pakistan, Tajkistan, Uzbekistan dan Turkmenistan.

Pertemuan itu juga dihadiri oleh penjabat Menteri Luar Negeri pemerintahan Taliban di Afghanistan Amir Khan Muttaqi. Selain Indonesia, satu negara lainnya yang non-tetangga Afghanistan yang diundang untuk hadir adalah Qatar.

Meski bukan sebagai negara tetangga dekat Afghanistan, Retno mengklaim diundangnya Indonesia dalam pertemuan tersebut terkait peran aktif Indonesia dalam menangani isu Afghanistan yang sangat dipuji dunia.

Dalam jumpa pers usai menghadiri pertemuan tersebut, Retno menjelaskan konferensi negara-negara tetangga Afghanistan di China merupakan konferensi ketiga setelah sebelumnya diadakan di Pakistan dan Iran.

Retno menambahkan negara-negara tetangga Afghanistan berperan penting dalam membantu rakyat Afghanistan agar dapat hidup damai dan sejahtera.

"Perempuan dan laki-laki di manapun saja termasuk di Afghanistan memiliki hak untuk mendapatkan perlakuan yang setara dan dipenuhi hak-haknya termasuk hak terhadap pendidikan. Oleh karena itu, saya sampaikan harapan agar larangan seklah bagi perempuan Afghanistan di tingkat sekolah menengah dapat ditinjau kembali," kata Retno.

Menlu Retno Marsudi menegaskan Indonesia tidak ingin melihat Afghanistan menjadi negara gagal. Dia mengatakan pemerintahan Taliban perlu untuk memenuhi janji-janjinya.

Taliban, menurutnya, perlu menyusun sebuah peta jalan mengenai langkahyang nyata dan mematuhi tenggat waktu pemenuhan janji-janjinya. Taliban harus menghindari penundaan dan terjadinya semakin tertundanya pemenuhan janji atau bahkan terjadi kemunduran.

Pemenuhan komitmen tersebut, tutur Retno. lanjutnya akan menciptakan dukungan internasional terhadap bagi pembangunan ekonomi Afghanistan.

Dia mengatakan sangat penting untuk membangun rasa saling percaya antara Taliban dan masyarakat internasional. Kepercayaan itu akan terwujud jika Taliban melakukan langkah maju dan memenuhi semua komitmen yang telah disampaikannya pada Agustus tahun lalu.

BACA JUGA: Indonesia, Qatar Sepakat Berikan Bantuan Kemanusiaan Jangka Panjang Bagi  Afghanistan

Terkait bantuan kemanusiaan, lanjut Retno menegaskan, pentingnya adanya sinergi dalam pemberian bantuan kemanusiaan agar memberikan pengaruh yang lebih besar kepada rakyat Afghanistan. Menurutnya, bantuan ekonomi dan pembangunan juga penting untuk Afghanistan.

Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjadjaran Bandung Teuku Rezasyah mengatakan Indonesia harus mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan. Dia menilai sebelum pengakuan diberikan, Indonesia tampaknya berusaha menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai Afghanistan dari Qatar.

Dia mengklaim Qatar memiliki referensi yang sangat mendalam atas kawasan Timur Tengah dan Afrika. Referensi yang mendalam tentang Afghanistan ini, kata Rezasyah, sangat diperlukan untuk menjelaskan isu Afghanistan di kalangan negara-negara anggota G20.

Menurut Rezasyah, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sedang mencari poin-poin positif tentang Taliban sebagai tahapan untuk nantinya mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan.

“Karena bagaimanapun, kalau kita berhubungan suatu negara harus ada otoritas yang bisa kita percaya dan pada saat yang sama otoritas tersebut juga harus kita kenali kelebihan dan kekurangannya. Saya sangat berharap secara pelan-pelan Taliban dapat dekat dengan Indonesia. Karena kalu tidak, negara-negara perbatasannya itu akan dengan mudahnya mendapat akses untuk restrukturisasi Afghanistan," ujar Rezasyah.

BACA JUGA: Sekjen PBB: Afghanistan Hadapi Mimpi Buruk Seiring Datangnya Musim Dingin

Rezasyah mencontohkan China sudah mulai membuka kontak dengan Afghanistan. Dia meyakini China sudah mulai berpikir untuk memajukan industri penerbangan di Afghanistan.

Dengan semua informasi yang sudah diperoleh, Rezasyah mengharapkan Indonesia mensponsori rancangan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang pembangunan berkelanjutan di Afghanistan.

Krisis kemanusiaan dan keamanan di Afghanistan masih terjadi berlanjut sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada 15 Agustus tahun lalu. [fw/ab]