Dalam kunjungan ke Lebanon, Jumat (13/1), Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengungkapkan harapan bagi pemulihan hubungan diplomatik antara Teheran dan Riyadh melalui dialog antara dua musuh bebuyutan regional tersebut.
Arab Saudi memutus hubungan dengan Iran pada Januari 2016, setelah demonstran menyerang kedutaan besarnya di Teheran dan konsulat di Mashhad setelah eksekusi Riyadh terhadap ulama Syiah, Nimr al-Nimr.
Amir-Abdollahian mengatakan pada konferensi pers di Beirut, "Kami (Teheran) siap memulihkan hubungan," dan langkah seperti itu "akan berdampak positif di seluruh wilayah." Dia juga memuji potensi pemulihan hubungan antara sekutu Iran, Suriah dan Turki, setelah menteri pertahanan mereka bertemu bulan lalu.
Iran dan Arab Saudi mendukung pihak yang berlawanan dalam berbagai konflik di kawasan, termasuk di Suriah.
BACA JUGA: AS Cegat Senjata Iran yang Dikirim ke YamanMenurut Amir-Abdollahian, langkah pertama adalah melanjutkan pembicaraan tentang pembukaan kembali konsulat Iran di Jeddah dan konsulat Arab Saudi di Mashhad bagi warga yang tertarik beribadah haji dan umrah. "Tetapi seperti yang kita lihat, Arab Saudi belum sepenuhnya siap untuk menormalisasi hubungan," katanya kepada wartawan.
Amir-Abdollahian Jumat bertemu para pejabat termasuk Menlu Abdallah Bou Habib dan Perdana Menteri sementara Najib Mikati. Dia juga mengadakan pembicaraan dengan Hassan Nasrallah, kepala gerakan Hizbullah yang proIran. Mereka membahas "kemungkinan ancaman yang timbul dari pembentukan pemerintahan orang-orang yang korup dan ekstremis" di Israel, menurut pernyataan Hizbullah. [ka/pp]