Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan, negaranya tidak berusaha meningkatkan ketegangan.
Berbicara Rabu (28/8), sewaktu kunjungannya ke Jepang untuk berbicara dengan PM Shinzo Abe, Zarif mengatakan, Iran yakin “setiap negara seharusnya diizinkan untuk menggunakan haknya sesuai hukum internasional.”
Abe mengunjungi Teheran sebelumnya tahun ini dalam usaha menjadi penengah antara Iran dan AS.
BACA JUGA: Presiden Iran: AS Harus Cabut Sanksi Sebelum Diadakan PembicaraanPekan ini, Presiden AS Donald Trump mengatakan, “ada peluang sangat baik” bahwa ia akan bertemu Presiden Iran Hassan Rouhani untuk merundingkan kesepakatan baru yang akan membatasi program nuklir Iran, menggantikan kesepakatan internasional tahun 2015 yang ditinggalkan Trump tahun lalu.
Namun Rouhani mengatakan, jika Trump ingin melangsungkan pembicaraan, Trump harus terlebih dahulu mencabut semua sanksi yang diberlakukan AS terhadap Iran. Rouhani mengatakan, sanksi-sanksi itu ilegal dan tidak adil.
Trump menetapkan sendiri syarat-syarat yang memungkinkan terjadinya negosiasi, termasuk menuntut Iran untuk tidak meningkatkan ketegangan di luar negeri dengan serangan-serangan militer. Ia juga mengatakan, kesepakatan baru akan melarang Iran mengembangkan senjata nuklir dan menguji misil-misil balistiknya. Menurut Trump, kesepakatan baru itu harus berlaku lebih panjang dari pada periode waktu 10 tahun seperti yang diindikasikan pada kesepakatan 2015.
Pernyataan pemimpin AS itu dikeluarkan pada pertemuan G7 di Perancis.
Presiden PrancisEmmanuel Macron mengundang Zarif untuk melangsungkan pembicaraan di lokasi KTT itu sebagai bagian dari usahanya yang berlanjut untuk menjadi mediator pembicaraan AS-Iran. [ab/uh]