Para pejabat Pentagon menyatakan tidak ada indikasi militer Suriah siap melancarkan serangan lain dengan senjata kimia, menyusul serangan rudal pekan lalu oleh Amerika Serikat, Perancis dan Inggris.
Akan tetapi para pejabat Amerika menyatakan Washington dan sekutu-sekutunya “tetap waspada.”
Juru bicara Pentagon, Dana White menyampaikan kepada wartawan hari Kamis (19/4) bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad “harus tahu dunia tidak akan mentoleransi penggunaan senjata kimia dalam keadaan apapun.”
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Jumat (20/4) mengatakan dalam suatu wawancara dengan kantor berita pemerintah RIA Novosti bahwa Rusia telah memberitahu Amerika dan sekutu-sekutunya sebelum serangan udara, daerah mana saja di Suriah yang ditetapkan sebagai daerah batas-batas yang tidak boleh dilintasi tanpa mengharapkan pembalasan.
“Hasilnya menunjukkan mereka tidak melewati batas-batas itu,” ujar Lavrov.
Lavrov juga memberitahu RIA bahwa ia yakin Trump dan Putin tidak akan membiarkan konflik bersenjata muncul di antara kedua negara.
Serangan udara pimpinan Amerika itu dilakukan sebagai tanggapan atas dugaan serangan dengan senjata kimia yang menewaskan sedikitnya 40 warga sipil di Douma pada 7 April. Amerika menuding Suriah bersalah melakukannya. Tetapi Damaskus dan sekutunya, Rusia, membantah penggunaan senjata semacam itu. Sementara itu di Suriah, tim inspektur senjata kimia masih menunggu untuk dapat memasuki Douma. [uh]