Rusia menolak tuduhan dari Amerika dan Inggris bahwa peretas yang didukung Rusia meningkatkan serangan siber terhadap perusahaan, operasi pemerintah serta infrastruktur Amerika dan Inggris.
Pernyataan bersama Amerika dan Inggris memperingatkan aktor-aktor yang disponsori Rusia menggunakan router untuk melakukan tipuan "Man-in-the-middle" di mana penyerang diam-diam mengirim dan mungkin mengubah komunikasi antara dua pihak yang yakin mereka berkomunikasi langsung. Serangan ini ditujukan untuk mendukung spionase, mengambil hak cipta, mempertahankan akses pada jaringan korban dan "berpotensi menjadi landasan operasi di kemudian hari ".
Peringatan itu datang dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, FBI, dan Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris, dan termasuk saran tentang apa yang bisa dilakukan perusahaan untuk melindungi diri mereka sendiri. Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov, Selasa mengatakan Inggris dan Amerika belum memberikan bukti untuk mendukung tuduhan itu.
"Kita tidak tahu apa dasar tuduhan baru ini (mengenai kampanye mata-mata Rusia). Tuduhan ini dilemparkan se-enaknya tanpa alasan apapun. Jadi kami tanggapi sesuai itu,” tandas Peskov.
Amerika dan Inggris mengatakan kampanye global yang meluas itu dimulai tahun 2015 dan bisa diperluas untuk melancarkan ofensif.
Sebelumnya, kedua negara hanya berbicara mengenai serangan "yang berasal dari Rusia," dengan batas kabur antara penjahat Rusia dan kegiatan negara tetapi kali ini mereka menuduh Rusia.
Para pejabat mengatakan mereka mengeluarkan peringatan untuk membantu yang menjadi sasaran melindungi diri dan meminta korban untuk berbagi informasi dengan penyelidik pemerintah supaya ancaman itu bisa lebih dipahami. [my/al]
