Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menepis perlunya bantuan PBB untuk mengamankan koridor kemanusiaan di beberapa kota Ukraina.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi Arab Saudi, Al Arabiya, Lavrov ditanya tentang usul Sekjen PBB Antonio Guterres untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan evakuasi warga sipil di Ukraina.
Lavrov mengatakan “tidak perlu” pihak lain untuk memberikan bantuan dan membuka koridor kemanusiaan.
“Kami menghargai perhatian Sekjen PBB Antonio Guterres untuk membantu dan kami sepakat dengannya. Selama beberapa bulan ia sudah memiliki wakil-wakil di Rusia yang bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan untuk mengkoordinasikan pengiriman konvoi kemanusiaan, dan orang-orang ini kemarin dan hari ini telah menjelaskan mekanisme untuk memonitor bagaimana mengumumkan koridor kemanusiaan itu," katanya.
BACA JUGA: Palang Merah Sebut Timnya ‘Ditahan’ di Mariupol, UkrainaLebih jauh Lavrov menambahkan “tidak perlu bantuan... saya tahu... tidak perlu siapa pun menyediakan bantuan untuk membuka koridor kemanusiaan. Hanya ada satu masalah, koridor kemanusiaan yang diumumkan sehari-hari tidak dipedulikan oleh kelompok ultra-nasionalis Ukraina.”
Dalam wawancara selama satu jam itu, Lavrov juga menuduh Barat telah mensabotase pembicaraan Rusia dan Ukraina. Ia mengklaim perundingan di Istanbul bulan lalu sebenarnya telah sampai pada isu-isu klaim wilayah Rusia dan jaminan keamanan, hingga ketika diplomat Ukraina mundur atas perintah Barat.
“Kami terjebak karena inkonsistensi ini, karena hasrat mereka (Barat.red) untuk bermain-main sepanjang waktu. Sejauh yang dapat saya sampaikan, karena ada perintah dari Washington, London, dan beberapa ibu kota negara (pada Ukraina.red) untuk tidak menyelaraskan proses perundingan,” ujarnya. [em/ah]