Menlu Rusia: Penembakan Pesawat Rusia Seperti Provokasi Terencana

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (Foto: dok).

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan hari Rabu (25/11) negaranya hanya membela keamanannya ketika pesawat tempur Turki menembak jatuh sebuah pesawat tempur Rusia, dan ia tidak menghendaki peningkatan ketegangan dengan Rusia.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan hari Rabu (25/11) bahwa penembakan pesawat tempur Rusia oleh Turki “kelihatannya seperti provokasi yang direncanakan,” namun Rusia tidak akan berperang dengan Turki. Ia membatalkan rencana kunjungan ke Turki hari Rabu (25/11), tetapi berbicara dengan Menteri Luar Negeri Turki dan keduanya sepakat untuk bertemu dalam beberapa hari mendatang.

Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan kepada para anggota parlemen Turki tidak bermaksud menyulitkan hubungan dengan Rusia sebagai “sahabat dan tetangga.”

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan hari Rabu (25/11) negaranya hanya membela keamanannya ketika pesawat tempur Turki menembak jatuh sebuah pesawat tempur Rusia, dan ia tidak menghendaki peningkatan ketegangan dengan Rusia.

Berbicara pada satu acara di Istanbul, Erdogan mengatakan pesawat tersebut jatuh di Suriah tetapi masih dalam wilayah angkasa Turki ketika pesawat itu kena tembak hari Selasa. Para pejabat lain Turki mengatakan pesawat itu sampai sejauh dua kilometer meliwati perbatasan selama kira-kira 17 detik, dan bahwa pasukan Turki mengeluarkan 10 kali peringatan yang tidak diperdulikan sebelum mereka menembak.

Rusia berkeras pesawatnya tidak pernah meninggalkan wilayah Suriah.

Seorang pejabat Amerika memberitahu Reuters dengan syarat namanya jangan disebut bahwa Amerika yakin pesawat itu kembali ke wilayah angkasa Suriah sebelum kena tembak, sementara para diplomat yang berbicara kepada harian New York Times mengatakan pesawat itu kembali ke Suriah setelah kena tembak.

Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mengatakan hari Rabu “peningkatan ketegangan yang berbahaya” dalam hubungan antara Rusia dan NATO tidak dapat diterima, walaupun dalam kasus perlindungan perbatasan. Presiden Vladimir Putin menyebut insiden itu “penikaman dari belakang” dan menuduh Turki membantu teroris.

Rusia telah mengumumkan beberapa tindakan. Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan hari Rabu militer akan mengirim persenjataan misil yang canggih S-400 ke provinsi Latakia, Suriah, yang berbatasan dengan Turki. Rusia juga akan menempatkan peluru kendali penjelajah Moskva ke daerah itu.

Sementara itu, salah seorang pilot yang menyelamatkan diri dengan terjun payung dari pesawat tersebut, tiba hari Rabu (25/11) di pangkalan Rusia di Latakia setelah diselamatkan oleh para anggota tentara Suriah.

Alexander Orlov, duta besar Rusia untuk Perancis, mengatakan pilot yang kedua dalam pesawat itu “dibunuh dengan cara yang biadab.”

Satu helikopter penolong yang dikirim ke tempat kejatuhan pesawat ditembak jatuh oleh pemberontak, yang menewaskan satu orang dalam helikopter tersebut. [gp]