Menteri Luar Negeri Thailand, Parnpree Bahiddha-Nukara, mengundurkan diri, kata pemerintah pada Minggu (28/4). Dia mengundurkan diri setelah dicopot dari jabatannya sebagai wakil perdana menteri dalam perombakan kabinet terbaru, dan terjadi ketika negara itu berupaya membantu menyelesaikan konflik di Myanmar.
Pengunduran dirinya yang mendadak itu membuat kementerian luar negeri menjadi tidak terarah, sementara dia memimpin tim untuk urusan Myanmar. Kementerian tersebut bulan lalu meluncurkan prakarsa kemanusiaan yang berupaya membuka jalan bagi pembicaraan antara pihak-pihak yang berperang setelah tiga tahun instabilitas dan kekerasan yang dipicu oleh kudeta di Myanmar.
Parnpree berperan penting dalam menjamin pembebasan puluhan orang Thailand yang disandera Hamas di Gaza.
PM Srettha Thavisin telah menerima surat pengunduran diri Pampree, kata juru bicara pemerintah Chai Wacharonke kepada Reuters.
BACA JUGA: Komisi Pemilu Thailand Minta MK Bubarkan Partai Bergerak Maju“Pengunduran diri Parnpree tidak akan mempengaruhi kinerja pemerintah dalam urusan luar negeri, karena sekretaris tetap dan para pejabat kementerian masih dapat bekerja menggantikannya,” lanjutnya.
Langkah Parnpree itu mengejutkan banyak orang, termasuk tokoh-tokoh senior di pemerintahan seperti Wakil PM Phumtham Wechayachai, yang mengatakan kepada media setempat bahwa hal tersebut tidak terduga.
Parnpree tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Kabinet baru Srettha, yang didukung raja Thailand dan diterbitkan di buletin resmi Royal Gazette, memperlihatkan Parnpree tercatat hanya sebagai menteri luar negeri, tidak lagi dengan jabatan tambahan sebagai wakil perdana menteri.
Parnpree, mantan perwakilan dagang Thailand, mengatakan, dia yakin pencopotannya sebagai wakil PM bukan karena rekam jejaknya dan bahwa dia bekerja dengan baik serta membantu meningkatkan citra Thailand secara internasional, menurut surat pengunduran dirinya yang diterbitkan media setempat. [uh/ns]