Menteri Keuangan Uni Eropa Bahas Lonjakan Harga Energi

Pipa gas Nord Stream 2 yang memasok gas dari Rusia ke Jerman (foto: ilustrasi). Pejabat Uni Eropa membahas lonjakan harga gas dan listrik.

Sejumlah menteri keuangan Uni Eropa sedang membahas melonjaknya harga energi dalam pertemuan di Luksembourg hari Senin (4/10). Tingginya harga grosir untuk gas dan listrik di seluruh Eropa telah meningkatkan prospek kenaikan tagihan utilitas yang sudah tinggi dan menimbulkan penderitaan lebih lanjut bagi mereka yang terkena pukulan finansial akibat pandemi virus corona.

Seluruh negara sedang berusaha keras menemukan cara untuk membatasi biaya bagi konsumen karena cadangan gas alam yang sedikit menimbulkan masalah lain, yang membuat benua itu mengalami lonjakan harga lebih tinggi dan kemungkinan mengalami kekurangan pada musim dingin.

Menteri Ekonomi dan Transformasi Digital Spanyol Nadia Calvino mengatakan kepada wartawan, “Apa yang kita lihat adalah lonjakan harga energi yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang disebabkan oleh berbagai alasan, tetapi sangat terkait dengan evolusi pasar energi di pasar internasional. Ini bukan masalah yang dapat kita atasi di tingkat nasional.

Ia menambahkan, "Kami pikir kami membutuhkan tanggapan terkoordinasi Eropa yang dapat mencakup sejumlah opsi. Kami telah menyediakan berbagai proposal. Beberapa negara anggota lain juga ikut bergabung dalam upaya ini, dan saya berharap institusi-institusi di Eropa akan mengambil tindakan tegas dan mendesak untuk mengatasi hal ini, dan untuk memastikan bahwa prosesnya, proses transisi hijau, berlangsung mulus dan seadil mungkin.”

Menurut kajian organisasi buruh yang dirilis Rabu lalu (29/9), hampir tiga juta pekerja di Uni Eropa tidak mampu menghangatkan rumah mereka di tengah kenaikan harga energi.

Konfederasi Serikat Buruh Eropa – yang mewakili 45 juta anggota – mengatakan 15% pekerja miskin di Uni Eropa, atau setara dengan 2.713.578 orang, tidak memiliki cukup uang untuk menyalakan pemanas di rumah. [em/lt]