Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson bertemu dengan orang kuat militer Libya Khalifa Haftar hari Kamis dalam kunjungan ke Benghazi, seperti dilaporkan kantor berita AFP.
Jurubicara Haftar, Khalifa al-Abidi, mengatakan pembicaraan mereka terfokus pada perkembangan situasi politik di Libya, tanpa memberikan rincian lebih jauh.
Menteri Johnson mengatakan pertemuan dilakukan untuk mendukung upaya mengamandemen kesepakatan Desember 2015 yang didukung PBB mengenai pemerintah persatuan di Libya.
“Kami mengajak semua pihak di Libya mendukung upaya PBB mengamandemen Kesepakatan Politik Libya agar memenuhi kepentingan semua warga Libya,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan, Boris Johnson adalah menteri Inggris pertama yang mengunjungi Benghazi sejak tahun 2011, saat diktator Muammar Gaddafi digulingkan dan dibunuh dalam pergolakan yang didukung NATO.
Hari Rabu, Johnson menemui ketua pemerintah persatuan Libya Fayez al-Sarraj. Pemerintah Kesepakatan Nasional, GNA, yang dipimpin Sarraj tidak dapat memberlakukan wewenangnya di seluruh wilayah negara yang dilanda konflik itu. Haftar mendukung pemerintah tandingan yang berbasis di Libya bagian timur dan menolak mengakui kekuasaan GNA. Kesepakatan tahun 2015 mengenai pemerintah persatuan Libya tidak memberikan peran kepada Haftar, yang didukung parlemen Libya. [ds]