Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Coveney diperkirakan akan menekan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab minggu ini dalam pertemuan di London, untuk melangsungkan konferensi darurat antar pemerintah Inggris-Irlandia tentang terjadinya kekerasan di Irlandia Utara baru-baru ini.
Tetapi Raab tampaknya enggan.
Dalam sidang majelis rendah parlemen hari Selasa (13/4), Menteri Luar Negeri Irlandia Utara Brandon Lewis mengatakan pemerintah Inggris “akan mencari waktu yang tepat untuk melangsungkan pertemuan itu di masa depan,” tetapi tidak berkomitmen untuk menanggapinya sebagai isu yang mendesak. Meskipun demikian ada protes yang berkembang di parlemen Inggris untuk melangsungkan pertemuan puncak, yang diharapkan juga akan dihadiri oleh politisi-politisi Irlandia Utara.
BACA JUGA: Kerusuhan Belfast Picu Kekhawatiran Kekerasan SektarianParamiliter yang loyal di Irlandia Utara menyangkal bahwa mereka berada di balik aksi kekerasan jalanan di propinsi yang diperintah oleh Inggris itu, tetapi telah memperingatkan para politisi di London, Dublin dan Brussels sedang bermain api; dengan mengatakan mereka meremehkan dampak Brexit terhadap keseimbangan sektarian yang ada.
Kerusuhan yang berlanjut di sebagian besar pemukiman Kristen Protestan di Belfast dan Londonderry meningkatkan kekhawatiran di kalangan pemerintah di Dublin dan London akan kembai terjadinya masa lalu yang kelam, ketika wilayah itu dilanda kekerasan sektarian antara kelompok pro-Inggris, terutama Unionis Protestan dan sebagian besar nasionalis Irlandia yang beragama Kristen Katholik. Kelompok loyalis dipandang sebagai paramiliter Unionist.
Kerusuhan itu merupakan yang terburuk sejak Perjanjian Perdamaian Good Friday yang dimediasi Amerika pada April 1998, yang mengakhiri kekerasan sektarian selama tiga puluh tahun di Irlandia Utara. [em/jm]