Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve mengatakan ia meminta Google, Facebook dan Twitter untuk bekerja langsung dengan para pejabat Perancis selama investigasi-investigasi dan untuk segera menghapus propaganda teroris ketika pihak berwenang mengingatkan mereka tentangnya.
"Kami menekankan bahwa ketika investigasi sedang berjalan kami tidak ingin melalui jalur antara pemerintah dan pemerintah, yang akan berlangsung lama," ujar Cazeneuve setelah bertemu dengan para perwakilan dari raksasa-raksasa teknologi AS itu, Jumat (20/2).
"Penting sekali untuk mendapatkan kerjasama penuh dan reaksi cepat," ujarnya.
Kunjungan satu hari Cazeneuve ke San Francisco dan Silicon Valley terjadi hampir dua bulan setelah serangan teroris di Paris yang menewaskan 20 orang, termasuk tiga pria bersenjata.
Pada 7 Januari, dua pria bersenjata menewaskan 12 orang dan melukai 11 lainnya dalan sebuah serangan atas surat kabar satiris Charlie Hebdo di Paris. Pria bersenjata ketiga menewaskan seorang polisi wanita pada 8 Januari dan kemudian membunuh empat orang lagi sehari kemudian setelah disandera di pasar swalayan Yahudi di Paris. Polisi membunuh ketiga pria bersenjata itu.
Cazeneuve mengatakan ia menyerukan para perusahaan teknologi itu untuk bergabung dalam perlawanan terhadap propaganda teroris yang disebarkan di Internet dan untuk memblokir akses teroris untuk menggunakan situs-situs dan video untuk merekrut dan mengindoktrinasi para pengikut baru.
Juru-juru bicara Twitter dan Facebook mengatakan mereka melakukan semua hal yang dapat dilakukan untuk menghentikan materi-materi yang memicu kekerasan namun tidak mengatakan apakah mereka akan mengikuti permintaan untuk kerjasama langsung dengan otoritas Perancis.