Menhan Robert Gates Janjikan Komitmen Amerika di Asia

  • Sean Maroney

Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates (kedua dari kiri) bertemu Menteri Pertahanan Tiongkok Liang Guanglie (kanan) pada Pertemuan Keamanan Asia, Dialog Shangri-La, di Singapura.

Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates menjanjikan sekutu-sekutu Amerika di Asia bahwa Amerika akan menjalankan komitmennya di kawasan itu tanpa menghiraukan tekanan domestik dan internasional.

Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates mengatakan komitmen Amerika terhadap Asia melebihi dari apa yang disebutnya “sekedar menempatkan tentara di medan tempur”.

Ia mengatakan kepada delegasi dari 27 negara dalam pertemuan Keamanan Asia hari Sabtu bahwa dalam tahun-tahun mendatang, militer Amerika berencana meningkatkan kunjungan ke pelabuhan-pelabuhan, latihan angkatan laut, dan latihan multilateral dengan negara-negara di seluruh kawasan ini.

“Amerika mendukung dan akan memenuhi kewajiban-kewajibannya di kawasan ini, dan akan terus melakukannya,” ujarnya.

Namun, ia tahu banyak pihak di kawasan ini khawatir bantuan keuangan itu tidak akan cukup.

Presiden Amerika Barack Obama telah memerintahkan Gates agar memangkas milyaran dolar pengeluaran pertahanan.

Gates mengatakan fokus pemangkasan itu pertama-tama adalah membatalkan program-program senjata yang tidak perlu dan mengesampingkan pengeluaran tambahan yang berlebihan. Ia menegaskan bahwa modernisasi militer Amerika akan diteruskan.

Gates menjelaskan dalam pidatonya hari Sabtu bagaimana Angkatan Laut dan Angkatan Darat Amerika membentuk program gabungan untuk memerangi apa yang disebutnya “salah satu tantangan keamanan utama” yang muncul, yaitu penggunaan teknologi dan persenjataan baru untuk menutup akses pasukan Amerika ke jalur-jalur laut dan jalur komunikasi utama.

Petinggi-petinggi Departemen Pertahanan Amerika menegaskan pernyataan Gates itu sepenuhnya tidak ditujukan kepada Tiongkok, kekuatan militer yang semakin berjaya di kawasan ini. Namun, Gates mengatakan Amerika tetap khawatir tentang proyek-proyek penelitian militer Tiongkok, yang termasuk proyek rudal anti-kapal dan pesawat tempur siluman.

Adam Ward, Direktur Lembaga Internasional untuk Kajian-kajian Strategis, lembaga yang mensponsori Dialog Shangri-La di Singapura itu, mengatakan kepada VOA Amerika berada dalam posisi rawan untuk memperkuat kedudukannya di kawasan yang sekarang telah menjadi mulitipolar.

“Pertemuan ini adalah untuk memasukkan Asia ke dalam sistem global, mengakui pelaku-pelaku baru yang muncul di arena internasional dan melihat sampai sejauh mana hubungan baik dan kerjasama dapat dibangun bahkan dengan negara-negara seperti Tiongkok di mana hubungan diwarnai oleh saling curiga,” ujarnya.

Tetapi, Gates memperingatkan semua pihak agar tidak merendahkan peran Amerika, bahkan dalam menghadapi tata internasional yang terus berubah dan tekanan domestik yang meningkat.

“Saya telah menyaksikan sendiri kemampuan Amerika untuk beradaptasi selama hidup saya. Lihat saja, sejarah menunjukkan banyaknya diktator dan agresor yang meremehkan ketangguhan, tekad, dan kekuatan Amerika, tapi akhirnya kalah,” ujar Gates.