Menteri Pertahanan Amerika Chuck Hagel mengundurkan diri setelah hampir dua tahun menjabat.
Berbicara di Gedung Putih dengan didampingi Hagel dan Wakil Presiden Joe Biden hari Senin (24/11), Presiden Barack Obama mengatakan, Menhan Hagel memberitahunya bulan lalu bahwa sudah waktunya baginya menyelesaikan masa tugasnya.
Obama menyebut Hagel sebagai "pejabat yang stabil" dalam membantu pemerintahannya menghadapi tantangan Ebola dan ISIS. Presiden menggambarkan Hagel sebagai "menteri pertahanan luar biasa" dan mengatakan ia telah mengabdikan dirinya bagi keamanan nasional Amerika dan personil militer selama puluhan tahun.
Harian New York Times, yang mengutip para pejabat senior pemerintah, melaporkan hari Senin (24/11) bahwa pengunduran diri Chuck Hagel itu terjadi “di bawah tekanan” di tengah-tengah berbagai krisis kebijakan luar negeri, termasuk pertempuran yang sedang berlangsung melawan kelompok militan Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS.
Chuck Hagel baru menjabat sebagai Menteri Pertahanan sejak tahun lalu. Ia merupakan satu-satunya politisi dari kubu oposisi, Partai Republik, dalam tim keamanan nasional Gedung Putih. Hagel menyatakan, menjabat sebagai menteri pertahanan adalah "hak istimewa terbesar dalam hidup saya."
Hagel menambahkan, selama ia menjabat menteri, Departemen Pertahanan AS telah "mengarahkan bangsa Amerika ke sasaran yang lebih kuat menuju stabilitas dan kemakmuran."
Menurut laporan the Associated Press, Hagel telah mengirimkan surat pengunduran dirinya kepada Gedung Putih Senin pagi, dan telah diterima oleh Presiden Obama.
Seperti Jaksa Agung Amerika Eric Holder, yang mengundurkan diri pada bulan September, Hagel mengatakan dia akan tetap berada di posisi itu sampai penggantinya dikukuhkan.
Mantan wakil menteri pertahanan Michele Flournoy disebut-sebut di Washington sebagai calon yang kuat untuk menggantikan Hagel.
Pengganti lain yang mungkin, antara lain, mantan wakil menteri pertahanan Ashton Carter dan Robert Work, yang saat ini memegang jabatan itu.