Mesir Berusaha Tengahi Pertukaran Tahanan Antara Israel dan Hamas

  • Edward Yeranian

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas berbicara dalam pertemuan di Ramallah, 15 Agustus 2018.

Media Arab melaporkan Mesir telah berusaha untuk merundingkan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas, di tengah upaya yang lebih luas oleh pemerintahan Trump untuk mencapai penyelesaian global antara Israel, Palestina dan dunia Arab.

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan pada pertemuan kelompok Fatah bahwa dia akan menentang kesepakatan damai semacam itu.

Media Arab melaporkan Israel mulai mengizinkan truk masuk untuk mengirim berbagai barang ke Gaza melalui penyeberangan utama perbatasan Karim Abou Salem, setelah kunjungan kepala intelijen Mesir, Abbas Kamel, pada hari Rabu untuk merundingkan pertukaran tahanan dengan para pejabat Israel di Tel Aviv.

Media Mesir melaporkan para pejabat Hamas Palestina diperkirakan akan mengunjungi Kairo dalam 24 jam setelah itu untuk menyampaikan tanggapan kelompok tersebut terhadap kesepakatan yang diusulkan yang disponsori Mesir.

Pada saat para mediator Mesir berusaha mencapai kesepakatan antara Hamas dan Israel, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas tampaknya menutup pintu untuk setiap upaya baru dalam kesepakatan rekonsiliasi antara Otoritas Palestina dan Hamas yang dimediasi Mesir, pada pertemuan dua hari Fraksi Fatah yang dipimpinnya di Ramallah.

Abbas mengatakan berterima kasih kepada Mesir atas upaya (mediasinya), tetapi tidak akan ada perjanjian rekonsiliasi antar-Palestina di luar kesepakatan komprehensif yang disepakati tahun lalu, di mana semua faksi bersatu di bawah pemerintah yang sama, pasukan keamanan yang sama, undang-undang yang sama dan menyetujui penghapusan milisi yang beroperasi di luar pemerintah.

Analis Mesir Said Sadek mengatakan kepada VOA bahwa Mesir belum menyerah terkait perjanjian antar-Palestina, dan juga kesepakatan antara Hamas dan Israel.

"Semua negosiasi ini terkonsentrasi pada beberapa isu: (pertama) rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas, kedua (a) gencatan senjata (antara Hamas dan Israel), ketiga, pertukaran tahanan dan jenazah tentara, bersama dengan yang eempat (dan topik terakhir), yang disebut 'Kesepakatan Abad Ini," ujar Sadek.

Sadek menekankan bahwa pemain regional, termasuk Mesir dan Arab Saudi, tampaknya berusaha menyusun rincian rencana perdamaian Arab-Israel yang digagas oleh pemerintahan Trump, yang dijuluki media Arab "Kesepakatan Abad Ini".

Namun pemimpin Palestina Mahmoud Abbas mengatakan kepada pemimpin faksi Fatah bahwa ia adalah orang pertama yang menentang "Kesepakatan Abad Ini" tersebut dan akan terus menentangnya.

Utusan Trump untuk perdamaian Timur Tengah, Jason Greenblatt, mengindikasikan dalam pesan Tweeter Rabu "tidak ada yang akan puas sepenuhnya dengan proposal kita, tetapi itulah yang seharusnya terjadi jika hendak mencapai perdamaian sejati." "Perdamaian," tambahnya, "hanya bisa berhasil jika didasarkan pada kenyataan."

Presiden Mesir Abdel Fattah el Sisi bertemu dengan Raja Saudi Salman dan Putra Mahkota Mohammed Bin Salman di kota Neom, Arab Saudi, beberapa hari lalu di tengah beberapa laporan bahwa mereka telah membahas rencana perdamaian Pemerintahan Trump, di samping konflik di Yaman dan upaya-upaya ekonomi oleh Arab Saudi untuk mengembangkan pantai Laut Merahnya. [as]