Lebih dari 400.000 polisi dan tentara Mesir dikerahkan Senin (26/5) untuk mengamankan pemilihan presiden yang berlangsung selama dua hari.
KAIRO, MESIR —
Lebih dari 14.000 pengamat mengawasi pemilu di TPS-TPS di seluruh negara itu. Ratusan pengamat dari Uni Eropa dan Uni Afrika juga mengawasi pemilu tersebut.
Beberapa helikopter terbang di atas beberapa bagian ibukota Mesir, Kairo, Senin pagi sementara pemilihan presiden berlangsung. Keamanan diperketat di banyak perumahan. Polisi memblokir jalan-jalan dan beberapa bagian kota itu untuk melindungi pemilih di TPS-TPS.
Media Sky News Arabia melaporkan bahwa pemuda dari kelompok Ikhwanul Muslimin yang kini dilarang keberadaannya, ditangkap di Provinsi Manoufiya, Kairo utara, karena menggunakan kekerasan untuk mengusik pemilu. Polisi membantah berbagai laporan awal bahwa pendukung Ikhwanul melemparkan bom rakitan di depan sebuah gereja di Bani Sueif, Kairo selatan.
Antrian terlihat di banyak TPS di Kairo, sementara pemilih mengambil cuti kerja untuk memberikan suara mereka. Perempuan mengibarkan bendera Mesir, bersorak dan berseru di depan salah satu TPS, sementara yang lainnya membawa foto mantan Menteri Pertahanan Abdel Fattah Sissi, yang difavoritkan akan memenangkan pemilu.
Pemilih di kota-kota besar lainnya, termasuk Assiout, Suez, Iskandariyah dan Ismailiya tempaknya cukup banyak, sementara wartawan TV Mesir mewawancarai pemilih yang sedang antri di depan beberapa TPS. 54 juta warga Mesir berhak memilih, dari total populasi sebanyak hampir 90 juta orang.
Pemilih kelihatannya menghindar dari TPS-TPS di beberapa kubu kuat Ikhwanul Muslimin termasuk Provinsi Sharqiya, Kairo utara. Ikhwanul telah menyerukan pendukungnya untuk memboikot pemilu dan mengadakan protes. Sharqiya adalah tempat tinggal Presiden Islamis Mohamed Morsi yang digulingkan.
Para pendukung berteriak dan bersorak sorai ketika kandidat presiden yang difavoritkan Abdel Fattah el-Sissi memberikan suaranya di sebuah TPS dekat rumahnya di pinggiran Kairo. Pemuda-pemuda mengerumuninya ketika dia berhenti sejenak untuk bersalaman dan menguraikan visinya bagi masa depan negara itu:
Dia mengatakan kepada warga Mesir untuk mengukir sejarah dan masa depan mereka sendiri, karena, katanya, dunia mengamati mereka. Dengan pemilu ini, ujarnya, warga Mesir akan menentukan nasibnya sendiri. Dengan bantuan Tuhan, katanya, warga Mesir akan memiliki masa depan yang gemilang.
Kandidat saingannya Hamdeen Sebahi, yang meraih urutan ketiga dalam pemilihan presiden Mesir tahun 2012, menegaskan bahwa dia mencalonkan diri demi kepentingan negaranya dan dia berharap untuk membangun koalisi di parlemen dalam pemilu mendatang.
Sementara itu penjabat Presiden Adly Mansour, yang akan menyerahkan kekuasaan kepada pemenang pemilu, mengatakan kepada TV milik pemerintah bahwa pemilu presiden dua hari itu adalah "langkah untuk membangun Mesir" setelah berlangsung pergolakan yang panjang.
Beberapa helikopter terbang di atas beberapa bagian ibukota Mesir, Kairo, Senin pagi sementara pemilihan presiden berlangsung. Keamanan diperketat di banyak perumahan. Polisi memblokir jalan-jalan dan beberapa bagian kota itu untuk melindungi pemilih di TPS-TPS.
Media Sky News Arabia melaporkan bahwa pemuda dari kelompok Ikhwanul Muslimin yang kini dilarang keberadaannya, ditangkap di Provinsi Manoufiya, Kairo utara, karena menggunakan kekerasan untuk mengusik pemilu. Polisi membantah berbagai laporan awal bahwa pendukung Ikhwanul melemparkan bom rakitan di depan sebuah gereja di Bani Sueif, Kairo selatan.
Antrian terlihat di banyak TPS di Kairo, sementara pemilih mengambil cuti kerja untuk memberikan suara mereka. Perempuan mengibarkan bendera Mesir, bersorak dan berseru di depan salah satu TPS, sementara yang lainnya membawa foto mantan Menteri Pertahanan Abdel Fattah Sissi, yang difavoritkan akan memenangkan pemilu.
Pemilih di kota-kota besar lainnya, termasuk Assiout, Suez, Iskandariyah dan Ismailiya tempaknya cukup banyak, sementara wartawan TV Mesir mewawancarai pemilih yang sedang antri di depan beberapa TPS. 54 juta warga Mesir berhak memilih, dari total populasi sebanyak hampir 90 juta orang.
Para pendukung berteriak dan bersorak sorai ketika kandidat presiden yang difavoritkan Abdel Fattah el-Sissi memberikan suaranya di sebuah TPS dekat rumahnya di pinggiran Kairo. Pemuda-pemuda mengerumuninya ketika dia berhenti sejenak untuk bersalaman dan menguraikan visinya bagi masa depan negara itu:
Dia mengatakan kepada warga Mesir untuk mengukir sejarah dan masa depan mereka sendiri, karena, katanya, dunia mengamati mereka. Dengan pemilu ini, ujarnya, warga Mesir akan menentukan nasibnya sendiri. Dengan bantuan Tuhan, katanya, warga Mesir akan memiliki masa depan yang gemilang.
Kandidat saingannya Hamdeen Sebahi, yang meraih urutan ketiga dalam pemilihan presiden Mesir tahun 2012, menegaskan bahwa dia mencalonkan diri demi kepentingan negaranya dan dia berharap untuk membangun koalisi di parlemen dalam pemilu mendatang.
Sementara itu penjabat Presiden Adly Mansour, yang akan menyerahkan kekuasaan kepada pemenang pemilu, mengatakan kepada TV milik pemerintah bahwa pemilu presiden dua hari itu adalah "langkah untuk membangun Mesir" setelah berlangsung pergolakan yang panjang.