Mesir Tangkap Para Pendukung Ikhwanul Muslimin

Polisi Mesir mengamankan lokasi serangan bom di kota Mansoura, Delta Nil, Selasa (24/12). Polisi Mesir melakukan penangkapan terhadap para pendukung kelompok Ikhwanul Muslimin.

Pemerintah sementara Mesir yang didukung militer meningkatkan usaha penindakan terhadap Ikhwanul Muslimin, satu hari setelah menyatakan kelompok itu sebagai organisasi teroris.
Media pemerintah mengatakan, pihak berwenang Mesir telah menangkap 16 aktivis Ikhwanul Muslimin di propinsi Sharkiya, di kawasan Delta Nil hari Kamis (26/12), karena mencurigai mereka mempromosikan ideologi kelompok itu, membagi-bagikan selebaran dan memicu kekerasan terhadap militer dan polisi.

Di Kairo, sebuah ledakan bom dekat sebuah bis umum di persimpangan yang sibuk melukai lima orang. Para petugas keamanan mengatakan mereka berhasil menjinakkan bom kedua yang dipasang di papan reklame di dekatnya.

Kementerian Dalam Negeri menggambarkan serangan itu sebagai usaha untuk mengintimidasi para pemilih menjelang referendum konstitusi baru bulan depan. Referendum itu ditetapkan sebagai bagian dari transisi demokrasi menjelang pemilu parlemen dan presiden baru.

Konstitusi itu akan menggantikan konstitusi yang diadopsi sewaktu parlemen Mesir dikontrol Ikhwanul Muslimin dan Mohamed Morsi yang berasal dari kelompok itu menjadi presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis.

Pemerintah sementara Mesir menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris hari Rabu (25/12), setelah menudingnya mendalangi serangan bom mobil yang menewaskan 15 orang di markas polisi di Mansoura, di utara Kairo, sehari sebelumnya.

Pernyataan resmi itu memperluas wewenang pemerintah untuk mengambil tindakan menentang kelompok itu – meningkatkan usaha penumpasan yang sudah berlangsung sejak militer menggulingkan Morsi Juli lalu.