Meski Dibebaskan dengan Jaminan, Imran Khan Masih akan Dipenjara Selama 2 Pekan

  • Associated Press

FILE: Mantan PM Pakistan Imran Khan saat diwawancarai Reuters di Lahore.

Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan akan tetap berada di penjara dengan keamanan tinggi setidaknya selama dua minggu lagi meskipun pengadilan banding telah membebaskannya dengan jaminan pada hari sebelumnya.

Pengadilan antiterorisme memperpanjang penahanannya pada hari Rabu (30/8) terkait kasus pengungkapan sebuah dokumen rahasia pemerintah, kata seorang pengacara pembela.

Pengadilan antiterorisme mengumumkan keputusan tersebut setelah sidang tertutup singkat yang diadakan di penjara Attock dengan keamanan tinggi di provinsi timur Punjab, kata pengacaranya, Intazar Hussain Panjutha.

Sidang pengadilan berikutnya akan diadakan pada 2 September, katanya.
Pengacara Khan lainnya, Salman Safdar, mengatakan kepada wartawan bahwa ia mengajukan petisi ke pengadilan untuk meminta pembebasan dengan jaminan bagi Khan dalam kasus terbaru ini. Ia mengatakan ia mempersoalkan pemenjaraan dan persidangan Khan karena “itu tidak logis dan inkonstitusional.”

Perkembangan terakhir ini merupakan pukulan bagi Khan dan tim hukumnya, yang mengharapkan pembebasannya setelah pengadilan di ibu kota, Islamabad, menangguhkan vonis korupsi dan hukuman tiga tahun penjara terhadap mantan perdana menteri tersebut.

BACA JUGA: Mantan PM Pakistan Khan Tetap Dipenjara pasca Penangguhan Hukuman

Keputusan Pengadilan Tinggi Islamabad pada hari Selasa, yang juga membebaskannya dengan jaminan, merupakan kemenangan hukum besar bagi Khan. Ia telah ditahan di penjara sejak 5 Agustus, ketika ia ditangkap setelah divonis bersalah dan dijatuhi hukuman oleh pengadilan lain.

Khan telah terlibat dalam lebih dari 150 kasus sejak ia digulingkan melalui mosi tidak percaya di Parlemen pada April 2022.

Salah satu kasus penting yang menjeratnya adalah yang didaftarkan oleh Badan Investigasi Federal pada awal bulan Agustus, yakni “membeberkan dokumen rahasia pemerintah.”

Khan dilaporkan membeberkan dokumen itu pada rapat umum politik di Islamabad setelah pemecatannya. Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Khan berulang kali menjelaskan dokumen tersebut sebagai bukti adanya ancaman dari Amerika Serikat.

BACA JUGA: Pengadilan Banding Pakistan Tangguhkan Hukuman  Mantan PM Khan

Dokumen tersebut, yang diberi nama Cipher, belum dipublikasikan oleh pemerintah namun tampaknya berisi korespondensi diplomatik antara duta besar Pakistan untuk Washington dan Kementerian Luar Negeri di Islamabad.
Sebelum penangkapannya, Khan secara terbuka mengatakan pemecatannya adalah konspirasi Amerika Serikat, penggantinya Shehbaz Sharif, dan militer Pakistan – tuduhan yang mereka semua bantah. Sharif mengundurkan diri pada 28 Juli setelah masa jabatan parlemen berakhir.

Penahanan Khan yang berkelanjutan akan memberikan keuntungan bagi saingan-saingan politiknya menjelang pemungutan suara yang akan diadakan akhir tahun ini. Badan pengawas pemilu Pakistan mengatakan pemilu harus ditunda setidaknya tiga hingga empat bulan karena memerlukan lebih banyak waktu untuk menyusun ulang daerah pemilihan agar sesuai dengan sensus yang diadakan baru-baru ini. Pemungutan suara dipercaya secara luas akan ditunda hingga Februari. [ab/uh]