Perdana Menteri Inggris Boris Johnson hari Rabu (26/1) dikecam habis-habisan oleh anggota majelis rendah parlemen tetapi berulang kali menentang seruan untuk mengundurkan diri.
Johnson menjawab pertanyaan dari anggota parlemen selama sesi tanya jawab yang sengit menjelang dirilisnya laporan resmi tentang tuduhan berpesta selama penutupan wilayah yang bisa mengancam masa depannya sebagai perdana menteri.
Pemimpin oposisi Inggris Keir Starmer menuduh Johnson "tidak menunjukkan apa-apa selain melakukan penghinaan terhadap kesopanan, kejujuran, dan rasa hormat yang mencerminkan negara".
BACA JUGA: Pemerintah Inggris Deg-degan Tunggu Laporan ‘Partygate’"Tentu saja, ia ingin saya tersingkir", balas Johnson dan menambahkan "alasan ia ingin saya tersingkir adalah karena ia tahu pemerintah ini bisa dipercaya untuk memberi hasil".
Menjawab kecaman lain dari Starmer, Johnson mengatakan "masalah" yang dimiliki Partai Buruh adalah Starmer " seorang pengacara, bukan pemimpin".
Anggota parlemen dari Partai Buruh Lloyd Russell-Moyle membalas dengan mengatakan "Saya lebih suka dipimpin oleh pengacara daripada pembohong".
Tuduhan-tuduhan bahwa perdana menteri dan stafnya melanggar aturan pembatasan yang diberlakukan di negara itu untuk mengekang penyebaran virus corona telah menyebabkan kemarahan publik, membuat sebagian anggota parlemen Konservatif menyerukan pengunduran diri Johnson dan memicu pertikaian sengit di dalam partai yang berkuasa itu. [my/jm]