PM Thailand pada hari Kamis (24/12) menyatakan tidak perlu memberlakukan lockdown nasional, meskipun terjadi lonjakan dalam kasus virus corona yang menyebar cepat dari sebuah pasar ikan di dekat Bangkok ke hampir 30 provinsi.
Para pejabat kesehatan malah mengumumkan strategi menangani virus dengan menetapkan provinsi-provinsi ke kategori berdasarkan jumlah kasus yang mereka miliki, dan memberlakukan restriksi yang sesuai.
Prayuth Chan-ocha berbicara kepada media setelah memimpin rapat khusus satgas Covid-19 Thailand yang mengoordinasikan kebijakan untuk menghadapi ancaman virus corona.
“Saya menjamin bahwa pemerintah akan berbuat yang terbaik. Kementerian Kesehatan Masyarakat, bersama saya, mengukuhkan bahwa wabah dapat dikendalikan jika semua orang bekerja sama,” ujarnya
Lonjakan tiba-tiba kasus itu dimulai di kalangan pekerja migran dari Myanmar di salah satu pasar ikan terbesar di Thailand, di provinsi Samut Sakhon di pinggiran kota Bangkok.
BACA JUGA: Perusahaan Thailand Bergabung dengan AstraZeneca Membuat Vaksin COVID-19 untuk Asia TenggaraPemerintah bertindak cepat dengan melakukan tes virus corona terhadap ribuan pekerja serta melacak pedagang dan penjaja keliling yang secara reguler datang dan pergi dari pasar itu ke seluruh penjuru Thailand.
Para pejabat kesehatan sejauh ini menemukan lebih dari seribu kasus positif, hampir semuanya adalah pekerja migran, serta infeksi yang terkait dengan pasar itu di 27 provinsi, kata seorang juru bicara.
Berdasarkan kategori baru yang diumumkan hari Kamis, Samut Sakhon ditetapkan sebagai daerah yang “sangat dikontrol.”
Di sana akan didirikan rumah sakit-rumah sakit lapangan untuk mengisolasi pasien, larangan pergerakan orang dan kendaraan diberlakukan, bisnis nonesensial akan ditutup dan perintah bekerja dari rumah diberlakukan. Pos-pos pemeriksaan juga akan didirikan.
Bangkok masuk kategori paling serius kedua, “dikontrol.”
Ini berarti ada pembatasan jam operasi perusahaan-perusahaan umum, meskipun bisnis dan pabrik dapat tetap buka. Perayaan umum menyambut Tahun Baru juga tidak diizinkan.
Wabah ini mengancam menggagalkan upaya berbulan-bulan yang sukses untuk menanggulangi virus dan mempercepat pemulihan ekonomi. [uh/ab]