Meskipun Ada Ancaman, Jurnalis Perempuan di Meksiko Bertekad Akan Terus Bekerja

Adela Navarro Bello, direktur outlet berita investigasi Meksiko Zeta. (tangkapan layar)

Bagi jurnalis di Meksiko, serangan verbal dan pelecehan online kini semakin meningkat, dan perempuan adalah target utama. Tetapi banyak di antara mereka mengatakan serangan itu tidak akan menghentikan mereka untuk melakukan pekerjaan mereka.

Adela Navarro Bello dan timnya di majalah berita pemenang penghargaan di Meksiko, Zeta, telah melaporkan beberapa kasus besar, termasuk penyelidikan korupsi pemerintah dan kartel narkoba.

Tetapi hari-hari ini, mereka dilecehkan, atau bahkan diperlakukan lebih buruk, karena pekerjaan yang mereka lakukan.

Adela Navarro Bello adalah direktur umum Zeta.“Saya telah menghadapi kekerasan berbasis gender dalam beberapa tahun terakhir, terutama oleh pemerintah,” jelasnya.

Kelompok hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi yang menamakan diri “Pasal 19” mencatat bahwa dalam enam bulan pertama tahun 2022, jumlah serangan verbal, fisik, dan online terhadap jurnalis di Meksiko meningkat 51% dibandingkan periode yang sama tahun 2016.

Banyak serangan datang dari pejabat nasional atau negara bagian, dan perempuan menjadi target utama.

Itzia Miravete Veraza, anggota Pasal 19 mengatakan, “Kami melihat banyak tindakan intimidasi, ancaman, dan kampanye kotor yang juga berdampak sangat kuat pada perempuan.”

Selama 30 tahun karirnya, Isabel Mercado telah menyelidiki korupsi, penggelapan dan penggunaan dana negara di Baja California.

Ia juga pernah menulis artikel tentang perempuan di negara yang terkenal dengan budaya maskulinitasnya itu.

Satu artikel, pada tahun 2021, berfokus pada sekelompok petugas pemadam kebakaran perempuan yang mengatakan bahwa mereka telah dilecehkan dan didiskriminasi.

BACA JUGA: Meksiko Tampung 124 Wartawan Afghanistan yang Melarikan Diri

Ketika diterbitkan di surat kabar harian El Sol de Tijuana, laporan itu menarik komentar bermusuhan yang menyerang para petugas pemadam perempuan tersebut dan Mercado.

Namun, laporan itu berdampak. Karena artikel tersebut, wali kota yang baru terpilih memecat kepala departemen pemadam kebakaran dan memerintahkan perubahan untuk memastikan petugas pemadam kebakaran perempuan memiliki lebih banyak kesempatan (untuk meniti karir mereka).

Navarro juga telah mengalami serangan verbal. Ketika Zeta meliput tuduhan transaksi bisnis gelap di Baja California, sekretaris jenderal negara bagian saat itu, Amador Rodríguez Lozano, mengkritik jurnalis itu secara pribadi.

Terkait serangan itu, Adele Navarro mengatakan, “Kami menganggap itu serangan terhadap kebebasan berekspresi. Itu kekerasan berbasis gender terhadap jurnalis karena mereka ingin mendiskreditkan pekerjaan kita.”

Untungnya, negara bagian di mana Adela Navarro bekerja memiliki mekanisme untuk menangani kasus-kasus seperti itu: Komisi Hak Asasi Manusia Baja California. Navarro mengajukan keluhan ke komisi yang kemudian menanganinya dengan cepat, dan Amador Rodríguez pun akhirnya menyampaikan permintaan maaf.

Karena tindakan komisi itu, jurnalis perempuan Meksiko dapat mengklaim kemenangan lagi, walaupun kecil. [lt/jm]