Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo termasuk di antara penonton dan penggemar setia band asal AS itu.
JAKARTA —
James Hetfield, Lars Ulrich, Kirk Hammet serta Robert Trujillo dari band metal asal Amerika Serikat, Metallica, mengguncang stadion utama Gedung Olahraga Bung Karno, Jakarta, Minggu (25/8).
Sebanyak 50 ribu penonton memadati arena, penuh antusiasme menonton konser musik tersebut, yang diawali dengan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dari penyanyi muda Raisa, serta penampilan band pembuka asal Indonesia, Seringai.
Meski usia para anggota Metallica sudah di atas 40 tahun, namun mereka tampil dengan penuh semangat dengan "Hit The Lights" sebagai lagu pembuka dari album pertama mereka “Kill ‘em All” pada 1983. Disambung dengan lagu “Master of Puppets”, penampilan mereka disambut histeria penonton yang bernyanyi dan menghentakkan tubuh bersama.
Secara keseluruhan ada 20 lagu yang disuguhkan band asal Los Angeles, California itu, dengan lagu-lagu hits mereka seperti “One”, “Enter Sandman” dan ditutup dengan tembang pamungkas “Seek and Destroy”.
Metallica tampil 20 tahun setelah konser mereka di Jakarta, yang saat itu memicu kerusuhan massa. Pada pertunjukan Minggu malam yang berlangsung aman, panggung megah selebar 65 meter dengan kekuatan sound system lebih kurang 200.000 watt dipasang oleh promotor Blackrock Entertaiment. Untuk memudahkan jangkauan penglihatan penonton, pihak panitia juga menyediakan dua layar besar di sisi kiri dan kanan panggung, ditambah satu layar lebar sebagai latar panggung.
Kepada penonton, Hetfield sang vokalis mengucapkan terima kasih bisa tampil kembali di Indonesia. Ia juga menyatakan rasa terima kasihnya kepada penggemar Metallica di Indonesia yang terus mengikuti perjalanan karir mereka selama lebih kurang 30 tahun.
“Terima kasih Jakarta. Metallica sangat berterima kasih bisa berkeliling selama lebih dari 30 tahun. Terima kasih atas kesetiaan kalian kepada kami,” ujarnya.
Sementara itu, pemain drum Ulrich, usai konser selama lebih kurang 2,5 jam tersebut, berjanji akan kembali menggelar konser di Indonesia setelah ia melihat antusiasme para penonton sejak awal pertunjukan.
“Ini lebih dari 20 tahun yang lalu. Metallica akan kembali ke Jakarta. Metallica, akan kembali ke Indonesia di masa mendatang,” ujarnya kepada penonton.
Usai acara, Hetfield dan kawan-kawan tak langsung beranjak dari panggung, mereka membagi-bagikan alat pemetik (pick) gitar dan stik drum kepada penonton yang berada di barisan depan. Tak hanya itu, Hetfield turun ke penonton dan membawa sebuah bendera merah putih yang bertuliskan "Metallica Solo-Indonesia" milik salah seorang penonton, ke atas panggung. Keempat personil Metallica kemudian membentangkan bendera tersebut sambil berpose untuk foto.
Sandy Andarusman, pemain drum Pas Band, terkagum-kagum melihat energi luar biasa dari Metallica.
“Staminanya tidak sekencang dulu tapi energinya luar biasa. Mereka bisa membuktikan selama puluhan tahun bermain musik mereka masih bertahan sampai sekarang. Dan mereka juga menunjukkan bahwa mereka masih punya energi, dan itu rata banget masuk ke semua penonton,” ujarnya.
“Banyak banget pengaruh sound, aransemen dan energi yang mereka tularkan ke sejumlah musisi di dunia dan Indonesia.”
Seorang penonton bernama Iwan Sulaiman mengatakan penampilan Metallica kali ini lebih memuaskan dibandingkan pada 1993 di Stadion Lebak bulus.
“Mereka sangat all out. Dari tujuh kota yang mereka datangi di Asia, saya kira Jakarta yang paling ‘gila’ dibanding kota-kota lain. Itu terlihat dari respon (para personel Metallica) di panggung,” ujarnya.
Konser Metallica ini berlangsung aman dengan dikawal ketat oleh lebih kurang 3.000 personel polisi dan 1.000 orang dari pengamanan panitia. Para penonton tidak hanya datang dari Jakarta, namun juga berbagai kota di Indonesia. Konser ini juga dihadiri oleh Gubernur Jakarta Joko Widodo dan Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo. Joko tidak duduk di kelas VVIP, namun ia memilih untuk membaur berdesak-desakan bersama penonton di kelas festival. Kehadiran Joko ini mendapat sambutan meriah dari para penonton.
Sebanyak 50 ribu penonton memadati arena, penuh antusiasme menonton konser musik tersebut, yang diawali dengan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dari penyanyi muda Raisa, serta penampilan band pembuka asal Indonesia, Seringai.
Meski usia para anggota Metallica sudah di atas 40 tahun, namun mereka tampil dengan penuh semangat dengan "Hit The Lights" sebagai lagu pembuka dari album pertama mereka “Kill ‘em All” pada 1983. Disambung dengan lagu “Master of Puppets”, penampilan mereka disambut histeria penonton yang bernyanyi dan menghentakkan tubuh bersama.
Secara keseluruhan ada 20 lagu yang disuguhkan band asal Los Angeles, California itu, dengan lagu-lagu hits mereka seperti “One”, “Enter Sandman” dan ditutup dengan tembang pamungkas “Seek and Destroy”.
Metallica tampil 20 tahun setelah konser mereka di Jakarta, yang saat itu memicu kerusuhan massa. Pada pertunjukan Minggu malam yang berlangsung aman, panggung megah selebar 65 meter dengan kekuatan sound system lebih kurang 200.000 watt dipasang oleh promotor Blackrock Entertaiment. Untuk memudahkan jangkauan penglihatan penonton, pihak panitia juga menyediakan dua layar besar di sisi kiri dan kanan panggung, ditambah satu layar lebar sebagai latar panggung.
“Terima kasih Jakarta. Metallica sangat berterima kasih bisa berkeliling selama lebih dari 30 tahun. Terima kasih atas kesetiaan kalian kepada kami,” ujarnya.
Sementara itu, pemain drum Ulrich, usai konser selama lebih kurang 2,5 jam tersebut, berjanji akan kembali menggelar konser di Indonesia setelah ia melihat antusiasme para penonton sejak awal pertunjukan.
“Ini lebih dari 20 tahun yang lalu. Metallica akan kembali ke Jakarta. Metallica, akan kembali ke Indonesia di masa mendatang,” ujarnya kepada penonton.
Usai acara, Hetfield dan kawan-kawan tak langsung beranjak dari panggung, mereka membagi-bagikan alat pemetik (pick) gitar dan stik drum kepada penonton yang berada di barisan depan. Tak hanya itu, Hetfield turun ke penonton dan membawa sebuah bendera merah putih yang bertuliskan "Metallica Solo-Indonesia" milik salah seorang penonton, ke atas panggung. Keempat personil Metallica kemudian membentangkan bendera tersebut sambil berpose untuk foto.
Sandy Andarusman, pemain drum Pas Band, terkagum-kagum melihat energi luar biasa dari Metallica.
“Staminanya tidak sekencang dulu tapi energinya luar biasa. Mereka bisa membuktikan selama puluhan tahun bermain musik mereka masih bertahan sampai sekarang. Dan mereka juga menunjukkan bahwa mereka masih punya energi, dan itu rata banget masuk ke semua penonton,” ujarnya.
“Banyak banget pengaruh sound, aransemen dan energi yang mereka tularkan ke sejumlah musisi di dunia dan Indonesia.”
Seorang penonton bernama Iwan Sulaiman mengatakan penampilan Metallica kali ini lebih memuaskan dibandingkan pada 1993 di Stadion Lebak bulus.
“Mereka sangat all out. Dari tujuh kota yang mereka datangi di Asia, saya kira Jakarta yang paling ‘gila’ dibanding kota-kota lain. Itu terlihat dari respon (para personel Metallica) di panggung,” ujarnya.
Konser Metallica ini berlangsung aman dengan dikawal ketat oleh lebih kurang 3.000 personel polisi dan 1.000 orang dari pengamanan panitia. Para penonton tidak hanya datang dari Jakarta, namun juga berbagai kota di Indonesia. Konser ini juga dihadiri oleh Gubernur Jakarta Joko Widodo dan Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo. Joko tidak duduk di kelas VVIP, namun ia memilih untuk membaur berdesak-desakan bersama penonton di kelas festival. Kehadiran Joko ini mendapat sambutan meriah dari para penonton.