Kepala Badan Intelijen Inggris (MI5) Ken McCallum, pada Selasa (8/10), mengatakan negaranya menghadapi "peningkatan signifikan" dalam upaya pembunuhan, sabotase dan kejahatan lainnya, yang dilakukan oleh Rusia dan Iran, di saat kedua negara tersebut merekrut penjahat untuk melaksanakan rencana itu.
McCallum mengatakan bahwa MI5 dan polisi telah menangani 20 rencana "yang berpotensi mematikan" yang didukung Iran sejak tahun 2022. Ia memperingatkan bahwa Iran dapat memperluas targetnya di Inggris jika konflik di Timur Tengah semakin meluas.
Sejauh ini, ancaman yang muncul ditujukan kepada warga Iran yang berada di luar negeri yang melawan pemerintahan Teheran. Namun McCallum memperingatkan bahwa terdapat risiko "peningkatan dalam agresi Iran di Inggris" jika krisis di Timur Tengah meningkat dengan pembalasan Israel terhadap serangan rudal Iran baru-baru ini.
BACA JUGA: Pejabat AS: Peretas Iran Target Kampanye PolitikDalam pidato publik yang jarang terjadi terkait ancaman yang muncul terhadap Inggris, McCallum mengatakan negara-negara yang bermusuhan, individu yang teradikalisasi, dan bangkitnya kembali kelompok ISIS telah menciptakan "ancaman paling rumit dan saling berkaitan yang pernah kita alami."
McCallum juga mengatakan bahwa terdapat risiko bahwa konflik Israel dengan kelompok-kelompok yang didukung Iran – militan Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, serta pemberontak Houthi di Yaman – dapat memicu serangan di Inggris, meskipun sejauh ini krisis tersebut belum berubah "pada skala untuk menjadi kekerasan teroris" di Inggris.
Jumlah investigasi terkait ancaman negara yang dipelajari oleh MI5 meningkat 48% pada tahun lalu, dengan Iran, Rusia dan China sebagai pelaku utamanya, kata McCallum kepada wartawan di pusat komando antiterorisme Inggris di London.
Sementara itu, McCallum mengatakan intelijen militer Rusia sedang berusaha menggunakan "arson, sabotase, dan upaya lainnya" untuk menciptakan "kekacauan" di jalanan Inggris dan negara-negara Eropa lainnya. [ps/uh/rs]