Para pejabat pemerintah Polandia hari Rabu (17/11) mengatakan migran di kamp-kamp darurat di perbatasan barat Belarus telah dibawa pergi dengan bis. Ribuan migran, terutama di Timur Tengah, telah terjebak di kamp-kamp itu sejak 8 November lalu. Sebagian besar melarikan diri dari konflik dan ketidakstabilan di dalam negeri, untuk mendapat peluang di Jerman atau negara-negara lain di bagian barat Eropa.
Pasukan keamanan Polandia yang berada di sepanjang perbatasan dengan Belarus Selasa lalu (16/11) menembakkan meriam air dan gas air mata ke arah migran yang membalas dengan melemparkan batu, setelah Polandia menuduh pemerintahan Presiden Belarus Alexander Lukashenko menyediakan granat asap dan senjata-senjata lain kepada migran. Tetapi pada hari Rabu, Wakil Menteri Dalam Negeri Polandia Maciej Wasik dilaporkan mengatakan bahwa ketegangan itu telah berkurang, dan hanya ada sedikit orang di kamp yang kini sudah ditutup itu.
BACA JUGA: Pasukan Polandia Tembakkan Gas Air Mata ke Arah Migran di Perbatasan Belarus“Saya mendapat informasi bahwa Lukashenko telah menyediakan bus pertama bagi migran untuk naik dan turun,” ujar Wasik sebagaimana dilaporkan Associated Press. “Tempat perkemahan di Kuznica itu perlahan-lahan mulai kosong.”
Associated Press melaporkan informasi Wasik itu sulit diverifikasi karena pembatasan gerak wartawan di kedua sisi perbatasan Belarus dan Polandia.
Sementara itu kantor berita Belarus, Belta, melaporkan para migran ditampung di dalam pusat logistik di perbatasan.
Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Blaszczak dalam sebuah wawancara dengan Radio Jedynka Polandia hari Rabu, memperingatkan bahwa krisis di perbatasan dapat berlangsung berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, tambah AFP. [em/jm]