Sedikitnya 12 migran tewas pada hari Selasa (3/9) setelah perahu mereka terbalik dalam perjalanan menyeberangi Selat Channel dari Prancis menuju Inggris.
“Ada 51 orang yang berhasil diselamatkan, seperti yang Anda ketahui, termasuk dua orang yang sayangnya masih dalam kondisi kritis. Sayangnya, 12 orang telah dinyatakan meninggal dunia, sepuluh orang perempuan, yang saya tahu, beberapa di antaranya adalah anak di bawah umur. Jelas, ini adalah sebuah tragedi ketika seseorang kehilangan nyawanya di wilayah kami,” kata Menteri Dalam Negeri Perancis Gerald Darmanin, seraya menambahkan bahwa operasi penyelamatan sedang berlangsung untuk menemukan dua orang yang masih hilang.
Menangani imigrasi ilegal telah menjadi prioritas bagi pemerintah Inggris dan Prancis. Lebih dari 2.000 orang telah tiba di Inggris dengan menggunakan perahu-perahu kecil dalam tujuh hari terakhir, menurut data pemerintah Inggris.
BACA JUGA: Polandia Tuduh Rusia di Balik Upaya Penyelundupan Migran ke EropaPekan lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer berjanji untuk bekerja sama lebih erat untuk membongkar rute penyelundupan migran.
Seorang pejabat lokal Prancis mengatakan kepada wartawan bahwa para korban sebagian besar berasal dari Afrika, dengan banyak yang berasal dari Eritrea. Darmanin menambahkan bahwa beberapa anak termasuk di antara para korban.
Selat ini merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia dan arusnya sangat kuat, yang membuat penyeberangan dengan kapal kecil cukup berbahaya. Pada bulan Agustus, dua orang ditemukan tewas setelah sebuah kapal yang membawa migran mengalami kesulitan saat mencoba menyeberangi Selat Inggris. [th/jm]