Seorang saksi mata mengatakan militan Islamis warga AS yang dikabarkan tewas di Somalia pekan ini, Omar Hammami, telah dimakamkan.
Warga Bardhere, kota di Somalia Baratdaya, mengatakan kepada VOA bahwa jenazah Omar Hammami dan tiga orang lainnya dibawa ke kota itu Kamis pagi. Warga yang minta tak disebutkan namanya itu mengatakan, jenazah-jenazah tersebut dimakamkan Kamis malam di lokasi yang tak diketahui di pinggiran kota.
Mantan-mantan anggota militan mengatakan kepada VOA bahwa para anggota kelompok militan al-Shabab membunuh Hammami dan paling sedikit dua lainnya Kamis pagi di sebuah tempat persembunyian di hutan, 20 kilometer dari Bardhere.
Hammami, juga dikenal sebagai Abu Mansoor al-Amriki, baru-baru ini memutuskan hubungan dengan al-Shabab, beberapa tahun setelah ia berangkat ke Somalia untuk berjuang bersama kelompok itu.
Pemerintah Amerika telah menuduh Hammami memberi bantuan materi kepada al-Shabab dan menawarkan imbalan 5 juta dolar bagi informasi yang mengarah pada penangkapan Hammami.
Departemen Luar Negeri Amerika hari Kamis menyatakan sedang berusaha mengetahui lebih jauh mengenai nasib Hammami.
Warga Bardhere yang berbicara dengan VOA mengatakan ada sejumlah pesawat tak berawak yang terbang melintasi kota itu pada Jumat pagi.
Biro Penyelidik Federal (FBI) menyatakan pada tahun 2007, setelah pasukan Ethiopia menginvasi Somalia, Hammami terjun ke garis depan sebagai pejuang dan akhirnya menjadi salah seorang pemimpin di al-Shabab. Ia juga menjadi jurupropaganda kelompok tersebut, membantu merekrut kalangan pemuda berbahasa Inggris melalui tulisan, lagu-lagu rap, dan pernyataan melalui televisi.
Dalam wawancara dengan VOA sembilan hari sebelum ajalnya, Hammami mengatakan al-Shabab berusaha membunuhnya. Ia juga bersikap kritis terhadap pemimpin al-Shabab Moktar Abu Zubayr, yang menurutnya hanya peduli pada perebutan kekuasaan di Somalia.
Hari Kamis, ayah Hammami, Shafik Hammami, nampaknya memaafkan anaknya itu tetapi ia mengeluarkan kata-kata keras terhadap al-Shabab.
Sang ayah mengatakan ia telah berbicara dengan pihak berwenang Amerika mengenai anaknya tetapi ia belum pernah berhubungan dengan Hammami sejak anaknya meninggalkan Somalia.
Mantan-mantan anggota militan mengatakan kepada VOA bahwa para anggota kelompok militan al-Shabab membunuh Hammami dan paling sedikit dua lainnya Kamis pagi di sebuah tempat persembunyian di hutan, 20 kilometer dari Bardhere.
Hammami, juga dikenal sebagai Abu Mansoor al-Amriki, baru-baru ini memutuskan hubungan dengan al-Shabab, beberapa tahun setelah ia berangkat ke Somalia untuk berjuang bersama kelompok itu.
Pemerintah Amerika telah menuduh Hammami memberi bantuan materi kepada al-Shabab dan menawarkan imbalan 5 juta dolar bagi informasi yang mengarah pada penangkapan Hammami.
Departemen Luar Negeri Amerika hari Kamis menyatakan sedang berusaha mengetahui lebih jauh mengenai nasib Hammami.
Warga Bardhere yang berbicara dengan VOA mengatakan ada sejumlah pesawat tak berawak yang terbang melintasi kota itu pada Jumat pagi.
Biro Penyelidik Federal (FBI) menyatakan pada tahun 2007, setelah pasukan Ethiopia menginvasi Somalia, Hammami terjun ke garis depan sebagai pejuang dan akhirnya menjadi salah seorang pemimpin di al-Shabab. Ia juga menjadi jurupropaganda kelompok tersebut, membantu merekrut kalangan pemuda berbahasa Inggris melalui tulisan, lagu-lagu rap, dan pernyataan melalui televisi.
Dalam wawancara dengan VOA sembilan hari sebelum ajalnya, Hammami mengatakan al-Shabab berusaha membunuhnya. Ia juga bersikap kritis terhadap pemimpin al-Shabab Moktar Abu Zubayr, yang menurutnya hanya peduli pada perebutan kekuasaan di Somalia.
Hari Kamis, ayah Hammami, Shafik Hammami, nampaknya memaafkan anaknya itu tetapi ia mengeluarkan kata-kata keras terhadap al-Shabab.
Sang ayah mengatakan ia telah berbicara dengan pihak berwenang Amerika mengenai anaknya tetapi ia belum pernah berhubungan dengan Hammami sejak anaknya meninggalkan Somalia.