Militer Israel mengatakan para militan Palestina melepaskan tembakan dari Gaza ke Israel pada Sabtu (3/12) tanpa menimbulkan korban jiwa. Peristiwa itu terjadi di tengah meningkatnya kekerasan di Tepi Barat yang diduduki.
Belum ada pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. Serangan itu adalah yang pertama dalam sebulan menurut militer.
Namun, salah satu faksi bersenjata Gaza, Jihad Islam, mengancam akan membalas, setelah pasukan Israel membunuh dua pemimpinnya di kota Jenin, Tepi Barat pada Kamis (1/12).
Para saksi mata mengatakan militer Israel dengan cepat membalas dengan menembaki dua pos pengawasan di sebelah timur Kota Gaza, yang dioperasikan oleh Hamas, kelompok yang menguasai wilayah itu.
Serangan roket itu terjadi di tengah meningkatnya pertumpahan darah di Tepi Barat yang diduduki, memicu kritikan internasional terhadap militer Israel mengenai penggunaan kekuatan mematikan terhadap warga sipil Palestina.
Kritikan berpusat pada pembunuhan Ammar Hadi Mufleh, 22 tahun, di kota Huwara, sebelah selatan Nablus, pada Jumat (2/12). Situasi yang mengakibatkan tewasnya Mufleh masih simpang siur.
Uni Eropa mengatakan "sangat prihatin akan meningkatnya tingkat kekerasan" yang menyebabkan 10 warga Palestina tewas oleh pasukan keamanan Israel dalam beberapa hari belakangan.
Sedikitnya 145 warga Palestina dan 26 warga Israel telah tewas tahun ini dalam kekerasan di Israel dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem timur yang dianeksasi. Angka itu adalah yang tertinggi sejak 2015. [vm/ft]