Puluhan militan yang ditahan di fasilitas penahanan polisi kontraterorisme Pakistan, Minggu (18/12), mengalahkan banyak penjaga keamanan dan menyandera mereka. Para militan menuntut akses perjalanan yang aman ke negara tetangga, Afghanistan, sebagai ganti nyawa mereka.
Sumber-sumber keamanan dan penduduk Pakistan membenarkan krisis penyanderaan yang sedang berlangsung di Bannu, kota garnisun di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, di perbatasan.
Menurut sumber-sumber, tersangka militan sedang diinterogasi di pusat penahanan yang dijaga ketat ketika mereka berhasil merebut senjata dari personel polisi yang menjaga mereka dan kemudian membebaskan sejumlah "teroris terkenal" dari sel tahanan lain. Hingga 35 pria bersenjata bersembunyi di bagian kompleks itu bersama sandera, tambah sumber itu.
Pasukan militer Pakistan, termasuk komando, segera mengepung bangunan itu. Operasi sedang dilakukan untuk mengakhiri penyanderaan.
BACA JUGA: Pakistan Berbagi 'Bukti Tak Terbantahkan' dengan PBB, Kaitkan India dengan TerorismeRekaman video media sosial menunjukkan beberapa pria bersenjata dengan seseorang yang terluka, yang diyakini sebagai penjaga keamanan, dalam tahanan. Satu dari mereka, dengan wajah tertutup dan memegang senapan serbu, menuntut dalam rekaman itu agar pemerintah Pakistan segera memberi mereka jalur udara yang aman ke Afghanistan. Jika tidak, dia mengancam akan membunuh semua sandera.
Keaslian video itu belum bisa dipastikan dari sumber independen.
Belum ada klaim tanggung jawab atas penyanderaan itu, yang terjadi pasca serangan militan bersenjata berat terhadap kantor polisi di kota terdekat, Lakki Marwat, Minggu pagi.
Serangan itu menyebabkan empat petugas keamanan tewas dan beberapa lainnya terluka, kata juru bicara kepolisian kota itu, Minggu. Kepada surat kabar Pakistan, Dawn, Shahid Hameed mengatakan, militan menyerang kantor polisi itu pada tengah malam dan berhasil kabur setelah baku tembak singkat dengan penjaga polisi. [ka/lt]