Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat, Jumat (10/5), mengatakan militer China mengamati dengan cermat dan "mengusir" kapal perusak milik Amerika Serikat (AS), USS Halsey, yang memasuki wilayah perairan Kepulauan Paracel di Laut China Selatan.
Tindakan AS tersebut “sangat melanggar kedaulatan dan keamanan China,” kata militer.
“Hal itu adalah satu lagi bukti kuat hegemoni navigasi dan militerisasi Laut China Selatan,” katanya, seraya menambahkan bahwa pasukannya akan tetap waspada dan menjaga keamanan nasional.
Angkatan Laut AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kapal perusak tersebut menegaskan hak dan kebebasan navigasi di Laut China Selatan dekat Kepulauan Paracel “sesuai dengan hukum internasional.”
USS Halsey keluar dari wilayah tersebut setelah operasinya dan melanjutkan perjalanannya di Laut China Selatan, kata pernyataan itu.
Pertikaian terkini antara Beijing dan Washington muncul di tengah ketegangan yang meningkat di Laut China Selatan yang strategis, di mana Filipina, sekutu AS, terlibat dalam perselisihan diplomatik sengit dengan China terkait konflik perairan di daerah tersebut.
China mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan, termasuk sebagian yang diklaim oleh Filipina, Vietnam, Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Pengadilan Arbitrase Permanen pada 2016 memutuskan bahwa klaim Beijing tidak memiliki dasar berdasarkan hukum internasional. [ah/ft]