Militer Irak: 2 Roket Hantam Markas Pelatihan di Selatan Baghdad

Fasilitas bandara yang sedang dibangun di Karabala, Irak, hancur akibat serangan bom, 13 Maret 2020. (Foto: dok).

Dua roket menghantam markas pelatihan di sebelah selatan ibukota, Baghdad, di mana pasukan koalisi pimpinan AS dan para pelatih NATO berada, sebut militer Irak hari Selasa. Ini menandai serangan roket ketiga dalam rentang satu pekan.

Roket-roket itu menghantam markas Basmaya di dekat Baghdad pada Senin malam, sebut militer. Roket tersebut mendarat di kawasan yang mencakup lahan pertanian dan sebuah pabrik. Tidak ada rincian lain yang dikemukakan dalam pernyataan militer itu.

BACA JUGA: Puluhan Roket Serang Pangkalan Pasukan Koalisi di Irak

Kontingen Spanyol yang menjadi anggota pasukan koalisi dan pelatih NATO ada di lokasi tersebut. Belum ada konfirmasi segera mengenai serangan itu dari koalisi dan belum ada kelompok militan yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Rabu lalu, lebih dari dua lusin roket menghantam Kamp Taji, di sebelah utara Baghdad, menewaskan tiga tentara koalisi, termasuk dua orang Amerika. Seorang tentara Inggris juga tewas. Ini adalah serangan paling banyak memakan korban yang menarget pasukan AS di Irak sejak serangan roket akhir Desember lalu terhadap sebuah pangkalan Irak, yang menewaskan seorang pekerja kontrak AS dan memicu serangkaian serangan yang membawa Irak ke ambang perang.

BACA JUGA: AS Lakukan Serangan Pembalasan di Irak

Serangan Rabu lalu diikuti serangan berikutnya pada hari Sabtu di lokasi yang sama. Serangan ini mencederai lima tentara, terdiri dari tiga tentara koalisi dan dua tentara Irak.

Serangan pertama mendorong serangan udara Amerika pada hari Jumat terhadap apa yang disebut para pejabat AS sebagai fasilitas senjata milik Kataib Hizbullah, kelompok milisi dukungan Iran yang diduga bertanggung jawab atas serangan pertama.

BACA JUGA: AS: Ancaman Iran Tetap Tinggi setelah AS Serang Milisi di Irak

Namun militer Irak menyatakan bahwa serangan-serangan udara itu menewaskan lima anggota pasukan keamanan dan seorang warga sipil, serta mencederai lima anggota Laskar Mobilisasi Rakyat, organisasi payung yang mencakup banyak milisi, termasuk yang didukung Iran.

Kelompok-kelompok milisi Syiah dukungan Iran bertekad melakukan pembalasan, mengisyaratkan akan munculnya siklus saling serang antara Washington dan Teheran yang mungkin terjadi di Irak. [uh/ab]