Militer Korsel: Korut Luncurkan Lebih Banyak Balon Berisi Sampah

Sebuah kantong plastik yang tampaknya berisi sampah yang dikirim dengan balon, melintasi perbatasan antara dua Korea tampak tergeletak di sebuah jalan di Seoul, Korea Selatan, 2 Juni 2024. (Foto: Kementerian Pertahanan Korsel via Reuters)

Militer Korea Selatan, Kamis (18/7) mengatakan Korea Utara meluncurkan lebih banyak balon yang diyakini membawa sampah ke arah Selatan. Pengiriman balon-balon itu merupakan perang balon terbaru antara kedua negara Korea itu.

Kepala Staf Gabungan Seoul mengatakan Korea Utara "sekali lagi meluncurkan balon yang (diduga) berisi sampah yang ditujukan ke Korea Selatan.” Dia juga menambahkan bahwa balon tersebut saat ini melayang melintasi perbatasan.

“Warga diimbau berhati-hati terhadap puing-puing yang berjatuhan. Jika Anda menemukan balon yang jatuh, jangan menyentuhnya dan laporkan ke unit militer atau kantor polisi terdekat,” tambahnya.

Pemerintah Kota Seoul mengeluarkan peringatan kepada warga pada Kamis, yang mengatakan "sebuah balon yang diduga dari Korea Utara dipastikan telah memasuki wilayah udara Provinsi Gyeonggi Utara. Warga harus berhati-hati terhadap aktivitas di luar."

Insiden itu adalah pengiriman balon-balon berisi sampah yang kedelapan oleh Pyongyang sejak Mei.

Korea Utara, yang mempunyai senjata nuklir, telah mengirimkan lebih dari seribu balon ke selatan. Negara itu menyebutnya sebagai pembalasan terhadap balon yang membawa propaganda anti-rezim yang diterbangkan ke utara oleh para aktivis di selatan perbatasan.

Menanggapi balon sampah tersebut, Seoul telah sepenuhnya menangguhkan perjanjian militer yang mengurangi ketegangan dan memulai kembali beberapa siaran propaganda dari pengeras suara di sepanjang perbatasan.

Mereka juga melakukan latihan tembak di beberapa daerah perbatasan.

Adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan pekan lalu bahwa lebih banyak “selebaran kotor” dari “sampah” Korea Selatan telah ditemukan di wilayah Korea Utara di sepanjang perbatasan. Dia juga memperingatkan bahwa Korea Selatan akan membayar “harga yang sangat mahal”.

Kim Yo Jong, juru bicara penting rezim, melanjutkan dengan mengatakan bahwa personel militer Korea Utara "sekarang melakukan pencarian habis-habisan, membakar dan membuang sampah yang ditemukan,” menurut pernyataan dari kantor berita resmi KCNA. [ft/es]