Pemerintah Tetap Prioritaskan Profesionalisme dan Modernisasi TNI

  • Petrus Riski

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memeriksa pasukan pada puncak peringatan HUT TNI ke 69 di Surabaya, Selasa 7/10 (foto: VOA/Petrus).

Pada puncak peringatan HUT Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke 69 di Surabaya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta Presiden Terpilih Joko Widodo, menghendaki TNI semakin profesional dalam kemampuannya dan modern dalam hal persenjataannya.

Puncak peringatan Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke 69 hari Selasa (7/10) di Surabaya, diwarnai dengan atraksi berbagai alat utama sistem persenjataan yang dimiliki.

Ribuan prajurit TNI beserta puluhan kendaraan serta peralatan tempur yang dimiliki, menyemarakkan perayaan, yang dipusatkan di dermaga Madura, Ujung, Surabaya. Demonstrasi pesawat tempur, kapal perang, tank, hingga keahlian prajurit TNI, dipertontontan sebagai bentuk kemampuan TNI dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan bangsa Indonesia.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya mengatakan, kemampuan prajurit TNI harus dapat dibuktikan dengan siap menghadapi berbagai ancaman dan kejahatan.

Yudhoyono mengatakan, “Kekuatan TNI kita harus mampu dan siap tidak hanya untuk senantiasa menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI, tetapi juga menghadapi berbagai ancaman keamanan non-tradisional, misalnya, bencana alam, bajak laut, terorisme, kejahatan trans-nasional, serangan cyber, penyelundupan manusia, dan lain sebagainya.”

Susilo Bambang Yudhoyono juga melaporkan perkembangan pembangunan kekuatan TNI baik dalam hal postur kekuatan prajurit maupun peralatan tempur. Postur pertahanan yang semakin kokoh yang dilengkapi dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang modern, serta reformasi di dalam tubuh TNI, merupakan capaian yang harus disyukuri.

“Kita saksikan bersama kemajuan yang membanggakan, postur pertahanan kita makin kokoh, alutsista makin lengkap dan makin modern, kemampuan dan profesionalisme TNI makin tinggi, serta reformasi TNI dapat kita selesaikan dan tuntaskan. Kita patut bersyukur selama sepuluh terakhir ini, pembangunan kekuatan dan modernisasi dapat kita laksanakan dengan baik,” tambah Presiden SBY.

Sampai bulan Oktober tahun ini, sebanyak 24 alutsista modern prioritas mulai berdatangan, disusul alutsista lainnya untuk memenuhi kebutuhan persenjataan matra Darat, Laut, dan Udara. Susilo Bambang Yudhoyono menambahkan, pembangunan alutsista modern khususnya oleh industri pertahanan dalam negeri, menjadi prioritas yang harus dikembangkan untuk memperkuat pertahanan negara.

Sementara itu Presiden Indonesia terpilih, Joko Widodo mengatakan, peningkatan kekuatan TNI melalui profesionalisme prajurit dan modernisasi persenjataan, akan tetap dikedepankan pada masa pemerintahannya lima tahun mendatang.

Jokowi mengatakan “Profesionalisme TNI terus kita tingkatkan dengan juga modernisasi peralatan-peralatan yang ada. Kita harus konsisten ini terus.”

Joko Widodo juga menegaskan bahwa keberadaan TNI merupakan pilar pemersatu bangsa yang harus tetap berada di depan, serta untuk mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara.

“Bahwa TNI itu adalah pilar pemersatu, pilar pemersatu bangsa, dan kalau kita lihat tadi defile, dan kemudian semua yang alutsista yang ada dikeluarkan itu saya kira menjadikan kebanggaan kita semuanya,” demikian ujar Jokowi.