Tiga hari berkabung nasional dimulai hari Rabu (20/3) di Mozambik setelah salah satu badai paling merusak, yang melanda Afrika selatan dalam puluhan tahun, menewaskan ratusan orang.
Topan Idai, dengan kekuatan angin sampai 170 kilometer per jam, menghantam kota pelabuhan Beira di Mozambik Kamis lalu sebelum melanda daratan selagi menuju Zimbabwe dan Malawi.
Peramal cuaca memperkirakan hujan lebat akan terjadi hingga Kamis dan ketinggian banjir akan naik. Kelompok-kelompok bantuan berusaha mengangkut barang-barang penting untuk para penyintas yang sangat membutuhkan.
Presiden Filipe Nyusi hari Selasa mengatakan, Idai menewaskan lebih 200 orang di Mozambik dan penyelamat masih menemukan mayat-mayat. Setelah memantau daerah yang terimbas dari udara pada hari Senin, Nyusi memperkirakan, jumlah korban jiwa akan melampaui 1.000. Jumlah korban tewas yang dikukuhkan hari Rabu di Mozambik, Zimbabwe dan Malawi mencapai lebih dari 300, kata pejabat-pejabat.
Badan-badan bantuan mengatakan mereka bersiap untuk topan itu tetapi tidak untuk banjir besar yang ditimbulkan. Mozambik paling parah terimbas akibat air sungai meluap dari tetangganya. Badan-badan itu mengatakan mereka kesulitan menjangkau korban yang banyak terdampar di daerah terpencil Mozambik yang rusak parah. (ka)