Niassa Reserve, salah satu taman margasatwa terbesar di Afrika, menandai satu tahun tanpa satu gajah pun mati di tangan pemburu. Pemburu terakhir yang membunuh seekor gajah di cagar alam Mozambik itu adalah pada 17 Mei 2018.
Lembaga Konservasi Satwa Liar berbasis di New York, yang mengelola cagar alam itu bersama pemerintah Mozambik dan beberapa mitra lain, memuji pencapaian itu berkat dibentuknya pasukan polisi cepat tanggap dengan perlengkapan yang jauh lebih baik.
Pasukan itu memiliki akses ke senjata yang lebih baik, serta helikopter dan pesawat kecil untuk pengawasan udara. Petugas itu juga diberi wewenang menangkap pemburu atau calon pemburu liar. Hukum yang lebih keras juga telah diterapkan, termasuk hukuman maksimum 16 tahun penjara bagi siapa saja yang tertangkap dengan senjata di dalam batas-batas Niassa.
Perburuan secara drastis mengurangi jumlah gajah di Niassa dari lebih 12.000 pada 2010 menjadi kurang dari 3.600 pada 2016.
Intervensi baru, dengan Presiden Mozambik Felipe Nyusi secara pribadi memberi wewenang kepada pasukan cepat tanggap itu, menyebabkan para mitra berharap bahwa gajah Niassa "memiliki peluang nyata untuk pulih," ujar kelompok konservasi itu.
Tetapi para pakar mengatakan laju kematian gajah tahunan masih melebihi tingkat kelahiran. Populasi gajah Afrika merosot dari beberapa juta sekitar 1900 menjadi sekitar 415 ribu, menurut survei dalam beberapa tahun ini.[ka]