Mundurnya Hariri Isyaratkan Arab Saudi Makin Tegas

Perdana Menteri Lebanon, Saad al-Hariri, kanan, saat bertemu dengan Menteri Arab Saudi Urusan Teluk, Thamer al-Sabhan di Beirut, 6 Februari 2017.

Peningkatan retorika yang dilontarkan Arab Saudi di tengah pengunduran diri mengejutkan Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri, menunjukkan meningkatnya perseteruan Arab Saudi-Iran.

Arab Saudi, kekuatan regional kelompok Islam Sunni, sekarang menuduh pemerintah Lebanon "menyatakan perang" terhadap Arab Saudi yang makin memicu kekhawatiran akan ketidakstabilan kawasan setelah pengunduran diri Hariri yang tak terduga.

Kepergiannya dianggap banyak pihak sebagai langkah yang dipaksakan oleh pendukungnya di kerajaan Arab Saudi sebagai reaksi terhadap semakin meluasnya pengaruh Syiah-Iran dan kaki tangan Lebanon, Hezbollah,di kawasan itu. Pihak kerajaan menyangkal klaim ini.

Dalam langkah dramatis setelah periode yang relatif tenang di Lebanon meski terjadi ketidakstabilan yang lebih luas di kawasan itu , Hariri mengumumkan pengunduran dirinya ketika berada di Riyadh, memicu spekulasi kapan dan apakah ia akan kembali ke Lebanon.

Pada Senin (6/11), Menteri Arab Saudi Urusan Teluk, Thamer al-Sabhan,mengatakan bahwa pemerintah Lebanon akan "dianggap sebagai pemerintah yang mengumumkan perang terhadap Arab Saudi" dengan menuduh Hezbollah melakukan agresi. Hezbollah ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Amerika dan Dewan Kerja sama Teluk agresi.

Ini menandai akhir dari sikap damai antara blok politik Sunni dan Syiah di Lebanon yang memungkinkan sekutu Hezbollah dari golongan Kristen Maronit, Michel Aoun, menjadi presiden setahun yang lalu. Posisi Presiden Lebanon sempat kosong selama dua tahun karena kebuntuan politik. [my/al]