Mustafa Center: Simbol Keberhasilan Perubahan Komunitas

  • Alam Burhanan

Masjid Mustafa Center ini terletak di Annandale, Virginia, tak jauh dari ibukota AS, Washington.

Dulunya, bangunan dan lingkungan sekitar masjid ini sarat dengan para pecandu narkoba dan miras. Namun, pasca pemugaran dan peresmiannya menjadi masjid Mustafa Center tahun 1999, lambat laun lingkungan di sekitarnya menjadi bersih. Kini, Mustafa Center merupakan rumah bagi ribuan umat Muslim di utara Virginia, yang berasal dari berbagai latar budaya.

Kritik bagi muslim yang ada di Amerika adalah mereka tidak kompak. Maklum kebanyakan muslim di Amerika sekarang adalah muslim imigran generasi pertama, bukan muslim yang lahir di Amerika, sehingga mereka masih terpisah berdasarkan negara.

Tapi segmentasi ini perlahan mulai mencair. Salah satu indikasi dapat terlihat pada masjid Mustafa Center, yang terletak di Annandale, negara bagian Virginia. Dibeli pada tahun 1997, semula masjid ini adalah gedung yang disegel oleh pemerintah kota karena disalahgunakan oleh pengedar narkotika dan penjual minuman keras.

Jemaah Mustafa Center berasal dari berbagai negara, mulai dari Indonesia dan Malaysia, sampai negara-negara Arab dan Afrika Utara.

Dua tahun kemudian, bangunan tersebut dirombak dan dijadikan masjid berlantai dua.

Ruang atas dijadikan area sholat, sedangkan lantai bawah dijadikan ruang kantor, ruang pertemuan sekaligus perpustakaan.

Di bulan Ramadan, masjid ini setiap harinya menyediakan makanan untuk berbuka puasa. Sambil menunggu waktu berbuka, pengurus masjid menyiapkan makanan untuk berbuka.

Usai berbuka puasa dan sholat Maghrib, jemaah langsung menuju ke lantai bawah untuk makan malam. Walaupun kebanyakan adalah warga negara Afghanistan, tapi warga negara lain pun cukup banyak.

Pada beberapa masjid di Amerika, pengurus pada umumnya berasal dari suatu negara tertentu. Tapi di masjid ini, pengurus masjid berasal dari lintasnegara. "Pengurus masjid Mustafa berasal dari berbagai negara. Mulai Indonesia, Malaysia sampai negara-negara Arab dan Afrika Utara," ujar Muhammad Bashir, pemimpin Mustafa Center. "Semua berpartisipasi dan membantu masjid."

Salah seorang pengurus di Mustafa Center adalah orang Indonesia. "Ukhuwah Islamiyah-nya terasa di sini. Kita berinteraksi dengan orang-orang dari negara lain," ujar Hanafi Amin.

Paguyuban lintasnegara inilah yang menjadi salah satu kelebihan dari masjid Mustafa Center ini. Keragaman jemaah masjid ini juga mencerminkan perubahan pada komunitas di sekitar Mustafa Center.