Pemerintah kota Solo membagikan sarung, sajadah, mukena atau perlengkapan ibadah dan baju baru untuk para napi yang akan merayakan Lebaran di penjara.
Hari Raya Idul Fitri atau biasa dikenal Lebaran, menjadi momen bagi umat muslim untuk berkumpul bersama seluruh keluarga. Namun bagi para narapidana berusia anak di Solo, Lebaran tahun ini mereka tak bisa merayakan Lebaran bersama keluarganya dan hanya bisa dari balik jeruji penjara.
Anak usia 13 tahun, sesuai kode etik, identitas disamarkan, sebut saja namanya DM, hanya bisa menyesali perbuatannya melakukan pencurian. Lebaran tahun ini terasa sangat berbeda dibanding tahun sebelumnya. DM harus menjalani hukuman penjara selama 4 bulan di rutan klas 1 Solo. DM baru menjalani separuh masa hukuman tersebut. DM tampak serius mendengarkan ceramah agama yang digelar di masjid dalam kompleks penjara menjelang berbuka puasa.
“Nanti Lebaran di mana? ya di dalam penjara ini..ya saya menyesal.biasanya kalau Lebaran kumpul sama seluruh keluarga saya, tapi Lebaran ini nggak bisa lagi..terasa sepi...,” papar DM.
Pemerintah kota Solo dalam kesempatan itu membagikan sarung, sajadah, mukena atau perlengkapan ibadah dan baju baru untuk para napi yang akan merayakan Lebaran di dalam kompleks penjara. Sementara, untuk para napi yang non-muslim diberi baju batik.
Juru bicara pemkot Solo, Kadarwati, berharap perlengkaan ibadah dan baju baru itu mampu menjadi hiburan para napi yang tidak bisa merayakan Lebaran bersama keluarga di rumah.
“Kami ingin menyambung silaturahmi dengan warga binaan di LP ini..kita buka bersama dengan seluruh napi dan tahanan. Kami juga membagikan sarung untuk napi muslim laki-laki, mukena untuk muslim perempuan. Kemudian baju baru dan sajadah untuk keduanya.Biar mereka tetap terhibur meski merayakan Lebaran di dalam penjara. Sedangkan untuk Napi atau tahanan non-muslim kami beri baju batik,” kata Kadarwati.
Kepala Rutan klas 1 Solo, Danie Firmansyah, mengungkapkan jumlah Narapidana dan tahanan yang menghuni Rutan Solo ini hampir mencapai 600 orang.
Danie Firmansyah mengatakan, “Hari ini jumlah penghuni di rutan ini ada sekitar 538 orang, yang terdiri dari narapidana dan tahanan. Yang muslim dapat sarung atau mukena dan sajadah baru. Dan semuanya yang muslim maupun non muslim dapat baju batik baru ya untuk merayakan Lebaran nanti.”
Sementara itu, ratusan tukang becak dan warga miskin di Solo juga menerima sarung baru dan uang untuk merayakan Lebaran. Kondisi ekonomi, membuat mereka tidak mampu membeli baju baru atau peralatan ibadah saat Lebaran. Mereka hanya mampu membeli kebutuhan makanan pokok keluarga.
Bunyi pengeras suara memecah perhatian warga di Jalan Slamet Riyadi Solo. Ratusan becak tampak berjajar di tepi jalan, sedangkan ratusan orang mengantri mendapatkan sarung baru gratis dan sejumlah uang, tak jauh dari lokasi tersebut. Seorang tukang becak yang biasa mangkal di salah satu hotel di Solo, Ramelan, mengaku senang mendapat sarung baru secara gratis. Sarung baru itu, kata Ramelan, akan dipakai untuk sholat Idul Fitri nanti. Sedangkan uangnya untuk membeli kebutuhan Lebaran.
“Saya dapat sarung baru..syukurlah..nanti bisa dipakai buat Sholat Id, pas Lebaran..saya senang sekali..,” kata Ramelan.
Aksi sosial pembagian sarung baru secara gratis ini digelar Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Yogyakarta atau KAGAMA di Solo.Juru bicara organisasi tersebut, Ahmad Purnomo, mengatakan aksi sosial ini untuk membantu para tukang becak dan warga miskin di Solo merayakan Lebaran.
“Kita sediakan 600 potong sarung baru..ya ini kita bagikan kepada tukang becak dan warga miskin..kita ingin membantu mereka sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi, merayakan Lebaran,” demikian tutur Ahmad Purnomo.
Anak usia 13 tahun, sesuai kode etik, identitas disamarkan, sebut saja namanya DM, hanya bisa menyesali perbuatannya melakukan pencurian. Lebaran tahun ini terasa sangat berbeda dibanding tahun sebelumnya. DM harus menjalani hukuman penjara selama 4 bulan di rutan klas 1 Solo. DM baru menjalani separuh masa hukuman tersebut. DM tampak serius mendengarkan ceramah agama yang digelar di masjid dalam kompleks penjara menjelang berbuka puasa.
“Nanti Lebaran di mana? ya di dalam penjara ini..ya saya menyesal.biasanya kalau Lebaran kumpul sama seluruh keluarga saya, tapi Lebaran ini nggak bisa lagi..terasa sepi...,” papar DM.
Pemerintah kota Solo dalam kesempatan itu membagikan sarung, sajadah, mukena atau perlengkapan ibadah dan baju baru untuk para napi yang akan merayakan Lebaran di dalam kompleks penjara. Sementara, untuk para napi yang non-muslim diberi baju batik.
Juru bicara pemkot Solo, Kadarwati, berharap perlengkaan ibadah dan baju baru itu mampu menjadi hiburan para napi yang tidak bisa merayakan Lebaran bersama keluarga di rumah.
“Kami ingin menyambung silaturahmi dengan warga binaan di LP ini..kita buka bersama dengan seluruh napi dan tahanan. Kami juga membagikan sarung untuk napi muslim laki-laki, mukena untuk muslim perempuan. Kemudian baju baru dan sajadah untuk keduanya.Biar mereka tetap terhibur meski merayakan Lebaran di dalam penjara. Sedangkan untuk Napi atau tahanan non-muslim kami beri baju batik,” kata Kadarwati.
Kepala Rutan klas 1 Solo, Danie Firmansyah, mengungkapkan jumlah Narapidana dan tahanan yang menghuni Rutan Solo ini hampir mencapai 600 orang.
Danie Firmansyah mengatakan, “Hari ini jumlah penghuni di rutan ini ada sekitar 538 orang, yang terdiri dari narapidana dan tahanan. Yang muslim dapat sarung atau mukena dan sajadah baru. Dan semuanya yang muslim maupun non muslim dapat baju batik baru ya untuk merayakan Lebaran nanti.”
Bunyi pengeras suara memecah perhatian warga di Jalan Slamet Riyadi Solo. Ratusan becak tampak berjajar di tepi jalan, sedangkan ratusan orang mengantri mendapatkan sarung baru gratis dan sejumlah uang, tak jauh dari lokasi tersebut. Seorang tukang becak yang biasa mangkal di salah satu hotel di Solo, Ramelan, mengaku senang mendapat sarung baru secara gratis. Sarung baru itu, kata Ramelan, akan dipakai untuk sholat Idul Fitri nanti. Sedangkan uangnya untuk membeli kebutuhan Lebaran.
“Saya dapat sarung baru..syukurlah..nanti bisa dipakai buat Sholat Id, pas Lebaran..saya senang sekali..,” kata Ramelan.
Aksi sosial pembagian sarung baru secara gratis ini digelar Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Yogyakarta atau KAGAMA di Solo.Juru bicara organisasi tersebut, Ahmad Purnomo, mengatakan aksi sosial ini untuk membantu para tukang becak dan warga miskin di Solo merayakan Lebaran.
“Kita sediakan 600 potong sarung baru..ya ini kita bagikan kepada tukang becak dan warga miskin..kita ingin membantu mereka sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi, merayakan Lebaran,” demikian tutur Ahmad Purnomo.