Narapidana Muslim di Penjara AS Tetap Berpuasa Ramadan

Para narapidana Muslim di penjara-penjara Amerika juga antusias menyambut Ramadan dan tetap menjalankan ibadah puasa (foto: dok).

Narapidana yang beragama Islam dalam penjara-penjara Amerika bersemangat menjalani ibadah puasa Ramadan.
Abdul Rahman Bahry menjadi imam bagi Muslim di dalam dua penjara di Negarabagian Ohio, yaitu Lake Erie Correctional Institution di Conneaut, dan Northeast Pre-Release Center di Cleveland. Kedua tempat itu termasuk dalam kategori penjara dengan tingkat keamanan ringan.

Penjara di Lake Erie, khusus untuk laki-laki. Dari 1.500 orang yang mendekam di sana, ada 102 Muslim, yang tersebar dalam enam barak. Sedangkan di dalam penjara Pre-Release yang khusus perempuan, terdapat 9 Muslimah.

Seperti umat Islam lainnya, menurut Bahry, narapidana Muslim juga antusias menyambut Ramadan, dan ketika akhirnya Ramadan datang, mereka tidak ragu-ragu berpuasa.

Dalam keterbatasan, para narapidana setiap pagi bangun untuk sahur dan baru tidur setelah sholat taraweh. Kebutuhan mereka untuk menjalankan ibadah ini diakomodasi pengurus penjara, yang memaklumi perbedaan waktu makan umat Islam ini dari jadwal makan yang ditetapkan penjara, selama Ramadan.

“Pemerintah Amerika memberi perhatian kepada Napi Islam ini," ujar Imam Bahry.

Setiap malam, satu jam sebelum waktu buka puasa, Napi Muslim mendapat dua kantong makanan. Isinya dipastikan tidak mengandung bahan makanan yang haram bagi umat Islam. Satu kantong untuk makan malam, satunya lagi untuk sahur.

“Sahur tuh biasanya ayam. Ada juga daging sapi,” ujarnya lagi.

Dalam barak tempat para Napi tinggal, selama Ramadan disediakan microwave tambahan supaya mereka yang hendak sahur tidak berebut microwave untuk memanaskan makanan yang sudah diterima sejak malam.

Menjelang waktu sahur, sekitar pukul 3 pagi, penjaga penjara akan membangunkan pimpinan Napi yang Muslim. Pemimpin ini bertugas membangunkan saudara-saudaranya seiman, untuk sahur bersama. Lalu, sholat subuh. Semua dilakukan di dalam barak dengan hati-hati agar tidak membangunkan Napi-Napi lain.

Selama Ramadan, menurut Bahry, pengurus penjara cukup sibuk mengakomodasi kebutuhan lebih dari 100 Napi yang berpuasa. Sejauh ini, kata Bahry, belum ada keluhan dari pihak dapur.

Napi yang non-Muslim pun memaklumi kegiatan Napi Muslim selama Ramadan, walaupun dilakukan lewat jam waktu tidur.

“Mereka tahu,” ujarnya lagi.

Selain menjadi imam bagi para Napi di dua penjara itu, Abdul Rahman Bahry juga menjadi wakil imam bagi Islamic Center of Cleveland atau masjid Cleveland.Abdul Rahman