NASA menemukan es dan materi organik di Merkurius, namun belum bisa menyimpulkan apakah ada kehidupan di planet terdekat matahari itu.
Meski memiliki suhu siang hari yang tinggi, Merkurius, planet yang terdekat dengan matahari, memiliki es dan materi organik yang beku di dalam kawah di kutub utaranya, ujar para ilmuwan NASA dalam jurnal Science yang terbit Kamis (29/11).
Teleskop di Bumi milik lembaga antariksa AS itu telah mengumpulkan bukti adanya es di Merkurius selama 20 tahun, namun penemuan materi organik merupakan sebuah kejutan, ujar para peneliti yang menggunakan MESSENGER, pesawat pertama yang mengitari Merkurius.
Baik es maupun materi organik tersebut, yang serupa dengan ter atau batu bara, diyakini terbentuk jutaan tahun lalu setelah komet dan asteroid menghantam planet tersebut.
Tidak seperti kendaraan penjelajah Mars milik NASA, Curiosity, yang mengambil batu dan tanah untuk diteliti kandungan organiknya, MESSENGER menembakkan sinar laser, menghitung partikel, mengukur sinar gamma serta mengumpulkan data lain dari jarak jauh.
Penemuan es dan materi organik tersebut disimpulkan setelah lebih dari setahun, berdasarkan model komputer, percobaan di laboratorium dan deduksi, bukannya analisis langsung.
“Penjelasan yang cocok dari semua data tersebut adalah bahwa itu materi organik,” ujar ilmuwan utama MESSENGER Sean Solomon dari Columbia University di New York.
Es di kawah Merkurius diperkirakan ada paling tidak sedalam 0,5 meter sampai 19,5 meter. Es kutub di Merkurius cukup menutupi wilayah seluas Washington, D.C., dengan kedalaman empat sampai lima kilometer.
MESSENGER diluncurkan pada 2004 dan mengorbiti Merkurius pada 1,5 tahun lalu. Solomon mengatakan belum ada kesimpulan bahwa ada kehidupan di Merkurius meski ada air. Namun penemuan terbaru ini dapat menjelaskan kehidupan awal di sistem tata surya, ujarnya. (AP/Reuters)
Teleskop di Bumi milik lembaga antariksa AS itu telah mengumpulkan bukti adanya es di Merkurius selama 20 tahun, namun penemuan materi organik merupakan sebuah kejutan, ujar para peneliti yang menggunakan MESSENGER, pesawat pertama yang mengitari Merkurius.
Baik es maupun materi organik tersebut, yang serupa dengan ter atau batu bara, diyakini terbentuk jutaan tahun lalu setelah komet dan asteroid menghantam planet tersebut.
Tidak seperti kendaraan penjelajah Mars milik NASA, Curiosity, yang mengambil batu dan tanah untuk diteliti kandungan organiknya, MESSENGER menembakkan sinar laser, menghitung partikel, mengukur sinar gamma serta mengumpulkan data lain dari jarak jauh.
Penemuan es dan materi organik tersebut disimpulkan setelah lebih dari setahun, berdasarkan model komputer, percobaan di laboratorium dan deduksi, bukannya analisis langsung.
“Penjelasan yang cocok dari semua data tersebut adalah bahwa itu materi organik,” ujar ilmuwan utama MESSENGER Sean Solomon dari Columbia University di New York.
Es di kawah Merkurius diperkirakan ada paling tidak sedalam 0,5 meter sampai 19,5 meter. Es kutub di Merkurius cukup menutupi wilayah seluas Washington, D.C., dengan kedalaman empat sampai lima kilometer.
MESSENGER diluncurkan pada 2004 dan mengorbiti Merkurius pada 1,5 tahun lalu. Solomon mengatakan belum ada kesimpulan bahwa ada kehidupan di Merkurius meski ada air. Namun penemuan terbaru ini dapat menjelaskan kehidupan awal di sistem tata surya, ujarnya. (AP/Reuters)