NATO Butuhkan Pesawat Lebih Canggih untuk Sasar Persenjataan Pasukan Gaddafi

  • Lisa Bryant

Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen

Sekjen NATO mengatakan aliansi membutuhkan pesawat yang lebih canggih untuk menghancurkan senjata pasukan Gaddafi yang disembunyikan di tengah permukiman penduduk.

Berbicara pada sebuah konferensi pers pada awal pertemuan dua hari para menteri luar negeri di Berlin, Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan upaya NATO di Libya membutuhkan pesawat yang lebih canggih untuk beradaptasi dengan strategi rejim Libya yang terus berubah.

Ia mengatakan,“Sekarang mereka menyembunyikan senjata berat di wilayah padat penduduk dimana sebelumnya banyak yang bisa dijadikan target. Untuk menghindari korban sipil, kita membutuhkan pesawat canggih. Jadi kita memerlukan pesawat yang lebih presisi menyerang sasaran (pasukan Gaddafi) di darat."

Rasmussen mengatakan keyakinannya bahwa NATO akan mendapatkan pesawat-pesawat tersebut walaupun belum ada janji pasti sejauh ini. Amerika yang memiliki pesawat seperti itu, telah mengurangi perannya dalam upaya di Libya walaupun Rasmussen mengatakan Amerika tetap ambil bagian dalam misi tersebut.

Dia mengatakan semua peserta dalam misi di Libya menyetujui sejumlah tujuan bersama, termasuk bahwa tentara Libya, tentara bayaran dan penembak jitu harus menarik diri dan rejim itu mengijinkan masuknya misi kemanusiaan secara aman dan bebas hambatan.

Pertemuan para menlu itu diadakan ditengah perpecahan mengenai bagaimana seharusnya serangan udara NATO di Libya-dan perlu atau tidaknya mempersenjatai pemberontak Libya.

Menlu Amerika Hillary Clinton mengatakan dukungan internasional harus ditingkatkan untuk pemberontak Libya. Berbicara kepada wartawan bersama Kanselir Jerman Angela Merkel, Clinton mengatakan pemimpin Libya Moammar Gadhafi harus mundur. "Kami juga memiliki tujuan yang sama yaitu melihat rejim Gadhafi berakhir di Libya dan kami membantu dengan berbagai cara untuk mencapai tujuan itu.” Ujar Clinton.

Tetapi Rasmussen, sekali lagi menjauhkan diri dari mempersenjatai pemberontak Libya hari Kamis dengan mengatakan itu mandat NATO juga untuk memberlakukan embargo senjata atas Libya. Ia mengatakan walaupun anggota NATO berkomitmen untuk melindungi warga sipil di Libya, mengusir Gadhafi memerlukan jalur politik. Lebih lanjut ia mengatakan,“ Saya setuju sepenuhnya bahwa tak ada solusi militer bagi masalah Libya. Yang perlu kita pastikan adalah solusi jangka panjang yang berkelanjutan yaitu proses politik yang menanggapi tuntutan sah warga Libya.”

Rasmussen tidak secara langsung menanggapi pertanyaan apakah NATO menasehati pemberontak Libya mengenai strategi militer. Dia mengatakan pihak aliansi menjalin kontak dengan oposisi tetapi itu terserah mereka untuk memustuskan strategi sehari-hari.