NATO akan meningkatkan pasukan penjaga perdamaiannya di Kosovo jika ketegangan meningkat dengan negara tetangga Serbia, kata kepala aliansi itu hari Rabu, menjelang pembicaraan yang diselenggarakan Uni Eropa antara dua negara tetangga di Balkan barat yang bersengketa itu.
"Kini kami memiliki misi yang bagus, kehadiran militer di Kosovo hampir 4.000 tentara," kata Jens Stoltenberg pada konferensi pers setelah pembicaraan dengan Presiden Serbia Aleksandar Vucic di Brussels, yang berdiri di sampingnya.
Ketegangan antara Serbia dan Kosovo berkobar bulan ini ketika Pristina mengatakan, akan mewajibkan orang Serbia yang tinggal di utara, yang didukung oleh Beograd dan tidak mengakui institusi Kosovo, untuk menggunakan plat nomor mobil yang dikeluarkan di Pristina.
BACA JUGA: Sekjen NATO: Dunia Jadi Tempat yang Lebih Berbahaya Jika Rusia Menang Perang di UkrainaSituasi menjadi tenang setelah Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti, di bawah tekanan AS dan Uni Eropa, setuju untuk menunda aturan pelat nomor mobil itu hingga satu September. Penjaga perdamaian NATO juga mengawasi penghapusan penghalang jalan yang dibangun oleh Serbia.
Namun, Vucic mengatakan pada konferensi pers di NATO bahwa pembicaraan dengan Kurti hari Kamis, yang akan diselenggarakan oleh UE, akan sulit karena kedua belah pihak tidak setuju dalam hampir semua hal.
Kosovo meraih kemerdekaan dari Serbia pada 2008, hampir 10 tahun setelah pemberontakan gerilya melawan pemerintahan represif Beograd.
Serbia secara hukum masih menganggap Kosovo sebagai bagian integral dari wilayahnya. Etnis Serbia tercatat 5% dari 1,8 juta penduduk Kosovo. [ps/lt]