Negara-Negara Kuat Dunia Bahas Masa Depan Libya di Istanbul

Para delegasi negara-negara Kelompok Kontak Libya dalam pertemuan sebelumnya di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (9/6).

Wakil 40 negara lebih, yang mendukung upaya oposisi Libya, berkumpul di Istanbul untuk pertemuan Kelompok Kontak Libya ke empat.

Para diplomat dari berbagai negara berkumpul di Istanbul untuk membahas solusi politik bagi perang saudara di Libya. Sementara itu pemimpin Libya, Moammar Gaddafi, menyatakan kembali tekadnya untuk berjuang sampai akhir melawan pemberontak yang berusaha mengakhiri pemerintahannya yang sudah 42 tahun.

Para diplomat yang diperkirakan hadir dalam pembicaraan hari Jumat ini termasuk Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton, para utusan negara-negara anggota NATO lainnya, serta para wakil dari negara-negara Teluk dan Afrika dan gerakan pemberontak Libya. Ini adalah pertemuan keempat Kelompok Kontak Libya sejak Maret lalu, ketika pergolakan di Libya dimulai.

Turki dan Uni Afrika masing-masing telah mengusulkan rencana perdamaian untuk mengakhiri perang saudara di Libya.

Amerika dan sekutunya dalam NATO menginginkan agar Gaddafi turun segera untuk memungkinkan Libya memulai transisi demokrasi. Mereka mengatakan kampanye serangan udara mereka selama empat bulan mereka terhadap pasukan pro-Gaddafi akan diteruskan selama pasukan itu terus menyerang warga sipil Libya.

Hari Kamis Gaddafi mengatakan sampai kapan pun dia tidak akan menyerah pada pemberontak atau NATO. Dalam pesan yang disiarkan dengan pengeras suara kepada para pendukungnya di kota Al-Ajaylat, dia juga menyebut Presiden Prancis Nicolas Sarkozy sebagai "penjahat perang." Prancis adalah kontributor awal untuk misi NATO di sana.

Perdana Menteri Libya, Al-Baghdadi Al-Mahmoudi, juga mengumumkan mengakhiri secara simbolis kerjasama ekonomi dengan Italia, bekas penguasa kolonial di Libya dan peserta dalam serangan udara NATO. Al-Mahmoudi mengatakan Tripoli tidak akan lagi bekerja dengan pemerintah Italia atau perusahaan raksasa, ENI, salah satu investor terbesar Italia di sektor perminyakan Libya.

ENI telah menghentikan produksi minyaknya di Libya dan pengiriman gas alam Libya ke Italia beberapa bulan lalu. Aset ENI di Libya terbagi antara daerah yang dikuasai pemerintah di Tripoli dan wilayah yang dikuasai pemberontak di timur dan barat.