Para pemimpin Muslim mengkritik pemimpin Boko Haram yang menggunakan ajaran Islam untuk menjustifikasi ancamannya menjual anak-anak perempuan itu untuk perbudakan.
Penculikan yang terjadi tiga minggu lalu atas hampir tiga ratus siswi di Nigeria oleh kelompok ekstremis Islam Boko Haram menarik perhatian dan kecaman global.
Para pemimpin Muslim dari berbagai negara di dunia telah mengkritik pemimpin Boko Haram yang menggunakan ajaran Islam untuk menjustifikasi ancamannya menjual anak-anak perempuan itu untuk perbudakan.
Yang lainnya mengungkapkan apa yang mereka lihat sebagai tanggapan yang lambat dari pemerintah Nigeria terhadap krisis tersebut.
Pemerintah Inggris dan Perancis mengumumkan Rabu (7/5) bahwa mereka akan mengirim tim-tim ahli untuk melengkapi tim AS yang menuju Nigeria untuk membantu pencarian para siswi itu, dan presiden Nigeria mengatakan China juga telah menawarkan bantuan.
Dari Mesir, Menteri Sumbangan Agama Mohammed Mokhtar Gomaa mengatakan "tindakan Boko Haram adalah murni terorisme, tidak ada kaitan dengan Islam, terutama dalam penculikan naak-anak perempuan ini."
Sheik Ahmed el-Tayeb dari Al-Azhar di Kairo, salah satu lembaga Islam Sunni yang paling bergengsi, mengatakan penculikan itu "betul-betul menyalahi Islam dan prinsip-prinsip toleransi."
Dari Indonesia, harian The Jakarta Post menerbitkan editorial Rabu yang mengecam pemimpin Boko Haram karena "secara salah" mengutip ajaran Islam sebagai alasan untuk menjual gadis-gadis yang diculik untuk perbudakan.
Menyebut penembakan Taliban atas gadis Pakistan 15 tahun, Malala Yousafzai pada 2012 karena suaranya yang vokal dalam membela hak anak perempuan terhadap pendidikan, tulisan tajuk tersebut mengatakan: "Pesan Malala perlu disampaikan pada semua oran gyang menggunakan kekuasaannya untuk menghalangi akses anak-anak atas pendidikan. Menyedihkan jika agama disalahgunakan untuk meneror orang dan membunuh para pemimpin masa depan di dunia.
Harian itu juga mengkritik Presiden Nigeria Goodluck Jonathan, menyatakan bahwa "hanya setelah kecaman internasional dan demonstrasi jalanan tumpah, Presiden Jonathan memberitahu bangsanya bahwa ia akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengembalikan perempuan-perempuan muda itu kepada orang-orangtua dan sekolah mereka, sambil mengakui bahwa keberadaan orang-orang yang diculik masih tidak diketahui."
Dawn, sebuah koran bahasa Inggris di Pakistan, menerbikan artikel opini yang ditulis kolumnis Mahir Ali, yang berharap peristiwa buruk ini akan akhirnya mendorong pemerintah Nigeria untuk bergerak melawan Boko Haram. (AP)
Para pemimpin Muslim dari berbagai negara di dunia telah mengkritik pemimpin Boko Haram yang menggunakan ajaran Islam untuk menjustifikasi ancamannya menjual anak-anak perempuan itu untuk perbudakan.
Yang lainnya mengungkapkan apa yang mereka lihat sebagai tanggapan yang lambat dari pemerintah Nigeria terhadap krisis tersebut.
Pemerintah Inggris dan Perancis mengumumkan Rabu (7/5) bahwa mereka akan mengirim tim-tim ahli untuk melengkapi tim AS yang menuju Nigeria untuk membantu pencarian para siswi itu, dan presiden Nigeria mengatakan China juga telah menawarkan bantuan.
Dari Mesir, Menteri Sumbangan Agama Mohammed Mokhtar Gomaa mengatakan "tindakan Boko Haram adalah murni terorisme, tidak ada kaitan dengan Islam, terutama dalam penculikan naak-anak perempuan ini."
Sheik Ahmed el-Tayeb dari Al-Azhar di Kairo, salah satu lembaga Islam Sunni yang paling bergengsi, mengatakan penculikan itu "betul-betul menyalahi Islam dan prinsip-prinsip toleransi."
Dari Indonesia, harian The Jakarta Post menerbitkan editorial Rabu yang mengecam pemimpin Boko Haram karena "secara salah" mengutip ajaran Islam sebagai alasan untuk menjual gadis-gadis yang diculik untuk perbudakan.
Menyebut penembakan Taliban atas gadis Pakistan 15 tahun, Malala Yousafzai pada 2012 karena suaranya yang vokal dalam membela hak anak perempuan terhadap pendidikan, tulisan tajuk tersebut mengatakan: "Pesan Malala perlu disampaikan pada semua oran gyang menggunakan kekuasaannya untuk menghalangi akses anak-anak atas pendidikan. Menyedihkan jika agama disalahgunakan untuk meneror orang dan membunuh para pemimpin masa depan di dunia.
Harian itu juga mengkritik Presiden Nigeria Goodluck Jonathan, menyatakan bahwa "hanya setelah kecaman internasional dan demonstrasi jalanan tumpah, Presiden Jonathan memberitahu bangsanya bahwa ia akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengembalikan perempuan-perempuan muda itu kepada orang-orangtua dan sekolah mereka, sambil mengakui bahwa keberadaan orang-orang yang diculik masih tidak diketahui."
Dawn, sebuah koran bahasa Inggris di Pakistan, menerbikan artikel opini yang ditulis kolumnis Mahir Ali, yang berharap peristiwa buruk ini akan akhirnya mendorong pemerintah Nigeria untuk bergerak melawan Boko Haram. (AP)