Netanyahu Kembali Kecam Perjanjian Nuklir Iran

PM Israel Benjamin Netanyahu mengecam kerangka kerja kesepakatan nuklir Iran (foto: dok).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Minggu (5/4) kembali mengecam kerangka kerja kesepakatan nuklir negara-negara adidaya dunia dengan Iran.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam kerangka kerja kesepakatan nuklir negara-negara adidaya dunia dengan Iran, dengan mengatakan kesepakatan itu memberi "negara teroris terkemuka infrastruktur nuklir besar" yang pada akhirnya akan memungkinkan negara itu membuat senjata nuklir.

Pada acara Meet the Press di stasiun televisi NBC hari Minggu (5/4), perdana menteri Israel yang baru terpilih kembali, mengatakan tanpa sanksi sekarang ini, Iran akan memiliki miliaran dolar untuk "memompa" mesin terornya di seluruh dunia dan "menaklukkan Timur Tengah."

Dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah hari Sabtu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, Iran akan bisa kembali ke tingkat aktivitas nuklirnya sekarang jika Barat mundur dari kesepakatan nuklir itu yang dijadwalkan akan dituntaskan Juni mendatang.

Sebelumnya, hari Jumat (3/4) PM Benjamin Netanyahu memberitahu Presiden Amerika Barack Obama melalui telepon bahwa perjanjian kerangka kerja dengan Iran mengancam keberadaan Israel.

Netanyahu dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa perjanjian itu merupakan ancaman besar bagi Israel, kawasan itu dan dunia, karena akan meningkatkan ekonomi Iran, meningkatkan agresinya di kawasan itu dan meningkatkan resiko persaingan senjata nuklir dan perang.

Perjanjian itu dicapai setelah perundingan yang gigih selama delapan hari antara Iran dan enam negara besar dunia menetapkan panduan untuk perjanjian final menjelang akhir Juni.

Perjanjian itu menyerukan pelonggaran sanksi-sanksi terhadap Iran, sementara Iran mengurangi program pengayaan uraniumnya yang dikhawatirkan akan digunakan untuk membuat senjata nuklir.