Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji bahwa Israel akan mengambil "tindakan tegas" sebagai respons terhadap serangan roket yang menewaskan 12 anak. Hal itu diungkapkan Netanyahu ketika ia mengunjungi lokasi serangan mematikan di Dataran Tinggi Golan, Senin (29/7).
"Seperti semua warga negara Israel, dan saya kira seperti banyak orang di seluruh dunia, kami sangat terkejut oleh pembunuhan mengerikan ini," kata Netanyahu di lokasi serangan, menurut pernyataan dari kantornya.
"Anak-anak ini adalah anak-anak kita... Negara Israel tidak akan, dan tidak bisa, membiarkan hal ini berlalu begitu saja. Tanggapan kita akan segera munch dan akan tegas," ungkapnya.
Puluhan warga Majdal Shams memprotes kunjungan Netanyahu yang dilakukan setelah pemakaman korban terakhir pada hari Senin, sementara ratusan pria dan perempuan warga Druze hadir untuk menghadiri pemakaman tersebut, lapor seorang jurnalis AFP.
Banyak penduduk Majdal Shams menolak kewarganegaraan Israel sejak Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah pada 1967.
Pada Sabtu (27/7), sebanyak 12 anak berusia antara 10 dan 16 tahun tewas setelah sebuah roket yang diluncurkan dari Lebanon menghantam lapangan sepak bola di Kota Majdal Shams, tempat mereka sedang bermain. Kota tersebut dihuni oleh komunitas Druze Arab.
Menurut militer Israel, roket yang mengenai mereka adalah roket buatan Iran dengan hulu ledak seberat 50 kilogram. Meraka juga menambahkan roket tersebut diluncurkan oleh kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah.
Hizbullah, yang sering terlibat dalam bentrokan lintas perbatasan dengan pasukan Israel sejak perang Gaza dimulai pada awal Oktober, menolak bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, mereka mengklaim telah melakukan beberapa serangan terhadap posisi militer Israel pada hari yang sama.
Hizbullah mengatakan bahwa tindakannya terhadap pasukan Israel adalah untuk mendukung warga Palestina di Gaza dan sekutunya, kelompok militan Hamas. [ah/es]