Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Minggu (23/6) bahwa pertempuran sengit antara militer Israel melawan militan Hamas di Kota Rafah, Gaza selatan, hampir berakhir.
“Fase intens pertempuran melawan Hamas akan segera berakhir,” katanya dalam wawancara dengan Channel 14, media Israel yang pro-Netanyahu.
“Bukan berarti perang akan segera berakhir, tapi perang dalam fase intensnya akan segera berakhir di Rafah,” ujarnya.
“Setelah fase intens berakhir, kami akan dapat mengerahkan kembali beberapa pasukan ke sisi utara, dan kami akan melakukannya. Utamanya untuk tujuan pertahanan, tapi juga untuk memulangkan warga (pengungsi),” kata Netanyahu dalam wawancara pertamanya dengan media Israel sejak perangnya melawan Hamas kembali pecah 7 Oktober silam.
BACA JUGA: Israel: Senjata dan Amunisi asal AS Sedang DikirimNetanyahu mengatakan dirinya tidak akan menyetujui kesepakatan apa pun yang menetapkan diakhirinya perang di Gaza, mengisyaratkan bahwa ia terbuka pada sebuah kesepakatan “sebagian” yang bisa memfasilitasi pemulangan sebagian sandera yang masih disekap di Gaza, atau bahkan seluruhnya.
“Tujuannya adalah mengembalikan mereka yang diculik dan menggulingkan rezim Hamas di Gaza,” ujarnya.
Para pejabat AS meragukan tujuan Israel untuk menumpas Hamas sepenuhnya. Pada Rabu (19/6), juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, menuturkan, “Mengatakan bahwa kami akan melenyapkan Hamas sama saja seperti melemparkan pasir ke mata orang,” ungkapan yang berarti menyesatkan.
Ia mengatakan bahwa Hamas merupakan ideologi dan “kita tidak bisa menumpas ideologi.”
Gaza pascaperang
Meskipun Netanyahu memperkirakan pertempuran di Gaza akan mereda ketika pasukan Israel mengakhiri serangan di Rafah, dia menekankan bahwa Israel memperkirakan akan memiliki kehadiran militer di sana dalam jangka waktu tertentu.
“Kami juga ingin membentuk pemerintahan sipil, jika memungkinkan, dengan warga Palestina setempat dan mungkin dengan dukungan eksternal dari negara-negara di kawasan untuk mengelola pasokan kemanusiaan dan kemudian, urusan sipil di Jalur [Gaza],” katanya.
Netanyahu menegaskan kembali tentangannya terhadap peran Hamas atau Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat dalam mengelola Gaza.
AS sebelumnya telah memperingatkan Israel agar tidak melakukan pendudukan militer jangka panjang di wilayah tersebut.
Pengiriman senjata AS
Sebelumnya pada hari Minggu, Netanyahu mengatakan dia yakin perselisihan dengan Amerika Serikat mengenai kecepatan pengiriman senjata ke pasukan Israel yang memerangi militan Hamas di Gaza akan segera terselesaikan.
“Sekitar empat bulan lalu, terjadi penurunan drastis pasokan persenjataan yang datang dari AS ke Israel. Kami mendapat berbagai penjelasan, tapi… situasi mendasarnya tidak berubah,” katanya dalam rapat Kabinet.
“Mengingat apa yang saya dengar pada hari terakhir, saya berharap dan yakin masalah ini akan terselesaikan dalam waktu dekat,” ujarnya.
BACA JUGA: Netanyahu: Perselisihan soal Pengiriman Senjata AS akan Segera SelesaiPara pejabat tinggi AS mengatakan pekan lalu bahwa mereka bingung dengan klaim Netanyahu tersebut. Para pejabat Israel mengatakan mereka melobi mitra mereka di AS di “tingkat tertinggi…di semua tingkat” untuk pengiriman senjata yang lebih cepat.
Presiden AS Joe Biden menunda pengiriman bom-bom berat tertentu sejak bulan Mei karena kekhawatiran akan berlanjutnya serangan Israel di Gaza, namun pemerintahannya minggu lalu menyanggah tuduhan
Netanyahu bahwa pengiriman-pengiriman lainnya juga terkena dampaknya.
Biden, yang mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan empat tahun kedua, menghadapi tekanan politik yang saling bertentangan terkait konflik Israel-Hamas. [rd/jm/lt/rs]
Sebagian materi dalam laporan ini berasal dari Associated Press, Reuters, dan Agence France-Presse.