Tipu Migran yang Menyeberang ke Kanada, New York Denda Perusahaan Taksi 

Beberapa taksi yang beroperasi di New York (foto: ilustrasi).

Tiga perusahaan taksi di Plattsburgh, New York diharuskan membayar denda karena "mengambil keuntungan" dari imigran ilegal yang berusaha melarikan diri dari Amerika Serikat ke Kanada. Perusahaan taksi tersebut melakukan praktik-praktik ilegal, termasuk penipuan harga, kata kantor Kejaksaan Agung negara bagian New York hari Rabu (10/5).

Dalam sebuah pernyataan dikatakan bahwa denda tersebut sebagai bagian dari penyelesaian di luar pengadilan, setelah tiga perusahaan taksi yaitu, Northern Taxi, Town Taxi, dan C&L Taxi, "mengakui telah memungut tarif (kepada para migran), tidak sesuai dengan hukum" yang berlaku di New York.

Penyeberangan ilegal dari Amerika Serikat ke Kanada menjadi semakin sering terjadi dalam beberapa bulan terakhir sejak Presiden AS Donald Trump, yang dalam kampanyenya berjanji untuk menindak imigran yang tidak berdokumen, mulai menjabat pada bulan Januari lalu.

"Bukan rahasia lagi bahwa kita melihat ketakutan yang kuat di kalangan komunitas imigran di New York dalam beberapa bulan terakhir. Mengambil keuntungan dari rasa takut para imigran untuk memperoleh keuntungan finansial itu sangat tidak etis," tegas Jaksa Agung New York Eric Schneiderman dalam pernyataan tersebut.

"Kantor saya tidak akan ragu untuk menindak mereka yang berusaha memanfaatkan ketakutan (para migran) ini."

Sebagai bagian dari penyelesaian tersebut, tiga perusahaan taksi di Plattsburgh akan membayar denda mulai dari $350 sampai $2.500.

Perusahaan Northern Taxi tidak segera menanggapi pesan lewat telepon yang meminta komentar mereka. Pemilik C&L Taxi mengatakan bahwa dia tidak mengetahui adanya tuduhan tersebut. Sementara, operator Town Taxi mengatakan kepada Reuters bahwa mereka belum mengumumkan tarif resmi.

Pada hari Rabu (10/5), Reuters menerbitkan sebuah laporan tentang para pencari suaka yang pergi ke perbatasan AS-Kanada, sebagian berdasarkan wawancara dengan sopir C&L Taxi, Curtis Seymour.

Seymour mengaku memilih Trump dalam pilpres AS lalu, antara lain karena kebijakan imigrasinya. Namun, ia mengatakan bahwa kini telah semakin memiliki simpati kepada para penumpangnya, imigran ilegal yang berusaha menyeberang ke Kanada tersebut. [pp]