Newsmax Selesaikan Gugatan Pencemaran Nama baik Smartmatic Terkait Klaim Pilpres AS 2020 

Logo dari perusahaan Smartmatic terlihat di salah satu kantor mereka di Caracas, Venezuela, pada 2 Agustus 2017. (Foto: Reuters/Christian Veron)

Newsmax Media mencapai penyelesaian rahasia atas gugatan Smartmatic, pembuat mesin pemungutan suara yang menuduh nama baiknya tercemar oleh media berita tersebut dengan mengatakan mesin Smartmatic dicurangi untuk membantu mencuri hasil pemilu presiden AS 2020 dari Donald Trump. Pengumuman itu disampaikan kedua perusahaan pada Kamis (26/9).

Kesepakatan itu terjadi pada malam sebelum sidang juri yang akan berjalan selama empat minggu, dengan argumen pembukaan dijadwalkan akan dimulai di Wilmington, Delaware, pada tanggal 30 September.

"Newsmax dengan senang hati mengumumkan telah menyelesaikan gugatan hukum yang diajukan oleh Smartmatic melalui penyelesaian rahasia," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Smartmatic dalam sebuah pernyataan juga mengatakan bahwa mereka senang telah mencapai kesepakatan. "Berbohong kepada rakyat Amerika memiliki konsekuensi. Smartmatic tidak akan berhenti sampai para pelaku dimintai pertanggungjawaban," kata Smartmatic.

BACA JUGA: Mantan Penasihat Trump Pandang China sebagai Ancaman Utama 

Smartmatic menggugat Newsmax pada tahun 2021, menuduhnya menyiarkan informasi keliru yang merusak dengan klaim bohong bahwa perusahaan tersebut mengubah suara dalam pemilihan umum 2020, bahwa mesinnya diretas, dan bahwa perusahaan tersebut didanai oleh diktator yang korup.

Smartmatic menuduh bahwa Newsmax mendapat untung dari pelaporan palsunya. Trump memperkuat pelaporan Newsmax di media sosial dan pemirsa kantor penyiaran tersebut melonjak 10 kali lipat setelah pemilihan, melampaui pesaing berita kabel seperti CNBC dan Fox Business, menurut Nielsen Ratings.

Mesin Smartmatic hanya digunakan di Los Angeles County dalam pemilihan umum 2020, dan perusahaan tersebut mengatakan tidak pernah ada pelanggaran keamanan dengan peralatannya, yang telah merekam miliaran suara, sebagian besar dalam pemilihan umum di luar AS.

Baik Newsmax maupun afiliasi Smartmatic di AS berkantor pusat di Boca Raton, Florida. Newsmax mengatakan bahwa mereka memiliki hak Amandemen Pertama untuk melaporkan klaim oleh Trump dan para pendukungnya, yang sering kali diajukan dalam pengajuan pengadilan yang menantang pemilihan umum.

Perusahaan tersebut juga mengklarifikasi laporannya tentang Smartmatic pada bulan Desember 2020 dan mengundang perwakilan Smartmatic untuk tampil dalam siaran guna menjelaskan sisi laporan mereka kepada pemirsa Newsmax. Smartmatic tidak menerima undangan tersebut. Newsmax menggambarkan liputannya tentang Smartmatic sebagai "masalah kecil."

Smartmatic belum memperkirakan kerugian yang dipertaruhkan secara publik, tetapi Newsmax memberi tahu pengadilan pada tanggal 16 September bahwa perusahaan mesin pemungutan suara tersebut menuntut ganti rugi sebesar $400 juta hingga $600 juta dan menggambarkan kasus tersebut sebagai gugatan hukum "yang mempertaruhankan perusahaan Anda".

Newsmax memiliki aset sebesar $67 juta pada akhir tahun 2022, menurut pengajuan sekuritas, dan mengatakan dalam presentasi investor bulan Juni bahwa mereka berharap untuk mengajukan penawaran umum sahamnya tahun ini atau awal tahun 2025.

"Kami sekarang menantikan hari kami di pengadilan melawan Fox Corp dan Fox News atas kampanye disinformasi mereka," kata Smartmatic.

BACA JUGA: Ketua DPR AS Ingin Duta Besar Ukraina Dipecat Karena Kunjungan Zelenskyy ke Pabrik Amunisi 

Perusahaan tersebut menggugat Fox di New York sebesar $2,7 miliar. Klaim palsu tentang pemilihan umum 2020 telah menyebabkan beberapa penyelesaian atau putusan atas pencemaran nama baik.

Fox setuju untuk menyelesaikan klaim pencemaran nama baik oleh Dominion Voting Systems tahun lalu sebesar $787,5 juta, yang merupakan penyelesaian pencemaran nama baik terbesar oleh perusahaan media AS, menurut para ahli hukum.

Dominion juga menuntut ganti rugi hingga $1,6 miliar terhadap Newsmax, yang sedang dalam proses gugatan hukum di pengadilan Delaware. Juri pada tahun lalu memutuskan bahwa mantan pengacara Trump, Rudy Giuliani, harus membayar lebih dari $148 juta sebagai ganti rugi kepada dua mantan pekerja pemilu Georgia yang dicemarkannya melalui tuduhan palsu bahwa mereka membantu mengatur pemilihan umum 2020 untuk melawan Trump. Giuliani mengajukan banding atas putusan tersebut. [my/jm]