Nikaragua Memutus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Seorang pria mengacungkan bendera Palestina dan Sandinista saat peresmian jalan Gaza untuk mendukung rakyat Palestina, di pusat Kota Managua yang bersejarah, di Nikaragua, 30 Januari 2024. (Foto: Oswaldo Rivas/AFP)

Dalam pernyataanya, negara Amerika Tengah itu menyebut pemerintah Israel “fasis” dan “pelaku genosida.”

Pemerintah Nikaragua mengatakan pada Jumat (11/10) pihaknya memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Dalam pernyataanya, negara Amerika Tengah itu menyebut pemerintah Israel “fasis” dan “pelaku genosida.”

Pemerintah Nikaragua mengatakan putusnya hubungan tersebut disebabkan oleh serangan Israel ke wilayah Palestina.

Sebelumnya, Kongres Nikaragua pada hari yang sama telah mengeluarkan resolusi yang meminta Nikaragua mengambil tindakan bertepatan dengan peringatan satu tahun perang Gaza.

Konflik tersebut, kata pemerintah Nikaragua, kini juga “meluas hingga ke Lebanon dan mengancam Suriah, Yaman, dan Iran.”

Wilayah Timur Tengah berada dalam kewaspadaan tinggi terhadap eskalasi regional lebih lanjut setelah Iran meluncurkan serangkaian rudal ke Israel pada 1 Oktober. Iran mendukung kelompok militan Hizbullah yang berbasis di Lebanon, yang menjadi sasaran Israel dalam serangkaian serangan mematikan baru-baru ini.

BACA JUGA: Ikuti Langkah Afrika Selatan, Spanyol Tuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza

Iran juga merupakan sekutu pemerintahan Presiden Nikaragua Daniel Ortega. Nikaragua menjadi semakin terisolasi dalam beberapa tahun terakhir setelah Ortega menindak protes anti-pemerintah pada 2018. Menurut kelompok hak asasi manusia, tindakan Ortega itu menyebabkan sekitar 300 orang tewas.

Kantor berita AFP, secara terpisah melaporkan bahwa pemutusan hubungan dengan Israel oleh Nikaragua pada dasarnya hanya bersifat simbolis. Pasalnya hubungan antara Israel dan negara Amerika tengah tersebut hampir tidak ada.

Israel tidak memiliki duta besar di ibu kota Nikaragua, Managua.

Nikaragua sudah dua kali memutuskan hubungan dengan Israel – pertama pada 2010 di bawah pemerintahan Ortega dan juga pada 1982 di bawah pemerintahan revolusioner Sandinista yang dipimpin oleh Ortega setelah revolusi negara itu pada 1979.

Pada awal tahun, Nikaragua meminta Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) untuk memerintahkan Jerman agar menghentikan ekspor senjata militer ke Israel dan memulai kembali pendanaannya untuk badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina (UNRWA). Namun, ICJ menolak permohonan Nikaragua itu. [ft]